Lihat ke Halaman Asli

M Abd Rahim

Khoirun Nas Anfa'uhum Linnnas

Lautan Rindu

Diperbarui: 22 Januari 2025   04:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Lautan Rindu

Oleh: M. Abd. rahim

***

Sejak kemarin, aku bersama jiwaku menuju lautan rindu untuk membersihkan rasa cinta dan kebencian yang sama-sama begitu dalam. Tiba, dihadapannya aku memaku dan tidak saling menyapa, sunyi hati ini tanpa indah senyumannya.

Sambil menjalankan pikiran, melihat sosok yang kurindukan. Dia terlihat tetap anggun, wibawa, cantik jelita. Aku duduk dari kejauhan sambil melempar kerinduan, mengingat kebersamaan yang begitu lama Berjuang bersama, bercanda, sedih, dan tertawa bersamanya.

"Ku berharap, kau seperti dulu. Senyum yang terus berbunga, memberikan keharuman dan kebahagiaan. Tiada kesunyian, tak saling sapa. Namun, bersuka ria dan bahagia, mengabaikan dan melupakan hari-hari kemarin. Maafkan aku, bila kesalahanku melebihi ombak lautan."

Sampai saat ini, lautan rindu itu begitu dalam dan terus mencari pintu kedamaian. Berharap kepada Tuhan mengampuniku atas dosa-dosa dan kesalahan. Apalagi, kini lautan rindu telah mengalir mesra di dalam sanubari. "Tuhan, bukalah pintu hatinya untuk memaafkan kesalahan-kesalahan, agar kami bisa bersama seperti dulu lagi, maafkan aku!"

***

Surabaya, 22 Januari 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline