September Ceria
Oleh: M. Abd. Rahim
***
Aku menapaki jalan gelap menuju Candi untuk memeriksakan Sang istri. Kebiasaan yang cukup jauh, dibanding perjalanan kerja menuju ke Surabaya.
"Anggap sajalah jalan-jalan malam," ketika ada seseorang teman berobat yang mengatakan jauh.
Memang cukup jauh, dibanding praktik dokter kandungan yang sebelumnya. Namun, dari sejak operasi kista. Aku memutuskan untuk membawa istri promil ke dr. Rachmat dan membawakan hasil anak yang pertamaku, Hafizah.
Waktu itu bulan puasa, berangkat setelah salat tarawih. Sampai sana, sudah cukup antri banyak dan pulang kadang waktu sahur. Namun, aku tetap bersikap keras menguatkan hati sang istri.
Karena promil di dokter Rachmat ini sudah dibuktikan banyak orang, dan hasilnya membahagiakan bagi pasangan suami-istri yang belum dikaruniai keturunan beberapa tahun setelah pernikahan.
"Ayah, kita sudah mengeluarkan banyak uang, tapi belum berhasil" Kata sang istri sebelum berangkat sore itu.
"Tidak apa-apa sayang," Jawabku, sambil menepuk pundak dan sedikit memeluk sang istri agar kuat menerima kenyataan.
Memang sudah dua kali gagal, tidak seperti promil yang pertama kali.