Lihat ke Halaman Asli

M Abd Rahim

Khoirun Nas Anfa'uhum Linnnas

Tempat Suci Mulai Sepi

Diperbarui: 12 April 2023   11:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Tempat suci mulai sepi, tanyakan pada hati. Dimanakah jasadmu? Di manakah rohmu? Apakah imanmu sudah melemah, ketika engkau dipanggil untuk salat jamaah isya dan tarawih. 

Ataukah tak punya outfit Tarawih yang pantas, atau sungguh pakaian sudah tidak ada lagi. Apakah semuanya sudah benar-benar pergi dihempas oleh misteri-misteri hati. Sehingga tempat suci, sunyi kau tinggalkan dengan seenak hati.

Sungguh dimanakah kau kini, kemanakah bekas air wudhu di awajahmu, jejak-jejak kaki basah menapaki lantai, karpet, sajadah suci. Kini, tempat wudhu mulai rindu kehidaranmu. Hembusan angin di dalam tempat suci, mencari-cari. Dimakah kau kini, menghilang bagaikan ditelan bumi.

Aroma masjid; tempat suci, kini pengap bukan karena penuh jamaah. Bukan pengap karena keringat yang berhamburan di wajah-wajah, namun kipas angin, AC tidak dinyalakan karena tempat suci tanpa huni. Sungguh sepi, dan sunyi.

Benarkah, kakimu sudah terpasung menuju ke tempat suci. Sehingga engkau tak berdaya pergi ke tempat suci. Ataukah sibuk diri untuk mangais rezeki, berganti kesibukan menjual pakaian-pakaian idul Fitri?. Ataukah memang malas dan sombong tidak beribadah kepada Allah Sang Maha pemberi rezeki. 

Sungguh engkau jangan kufur nikmat yang diberi. Pakaian yang engkau pakai di saat ibadah tarawih, tempat sujudmu yang engkau ciumi, telah menjadi saksi bahwa engkau telah menghadap, berharap, minta ampunan dan pertolongan pada sang Ilahi Robbi.

Ingatlah setiap bernyawa pasti akan mati. Sebelum ramadhan telah pergi, perbaikilah diri. Sempurnakanlah puasa hingga penuh dengan senang hati. Sebelum jasad, umur benar-benar sirna, ibadahlah di bulan puasa tahun ini dengan giat semangat membaja dan intropeksi diri.

Karena kita belum tentu, menyaksikan bulan ramadhan di tahun depan. Karena belum tentu tempat suci kita singgahi lagi. Mumpung nafas masih segar mengudara, mata masih terbuka, penglihatan belum pudar, telinga masih sempurna mendengar, maka seluruh anggota tubuh kita mari gunakan dengan sebaik-baiknya.

Langit dan bumi menangis karena ramadhan akan pergi. Melihat tempat suci kosong dan sepi. Mari kita gunakan lagi, pakaian tarawih yang pernah kita pakai di tempat suci. Atau memakai pakaian suci yang baru kau beli. Mari semangat lagi, pompa iman dengan sekuat tenaga; hati.

Sepuluh terakhir di dalam bulan suci, ada malam yang lebih baik dari 1000 bulan, yakni malam Lailatul Qadar. Tempat suci akan bahagia, ketika kembali ditempat sujudmu semula. Datangilah, beri'tikaflah; zzikir, tadarus Alquran, dan berdiam tapi berpahala.  

Sungguh belum waktunya kau membuat tempat-tempat suci seperti lorong hampa. Jangan kau matikan air, untuk membasuh muka. Membasuh tangan dan kaki bernilai berpahala. Buatlah cahaya hati ditempat suci, untuk investasi ketika sudah mati.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline