Dalam adat jawa yang mungkin sampai sekarang masih di percayai oleh sebagian masyarakat jawa khususunya terkait kelahiran bayi di waktu waktu tertentu, di lingkungan jawa yang masih asri dan masih mempercayai paham paham yang di bawa oleh sesepuh pastinya tidak asing ketika mendengar kata julung, julung dalam kamus besar bahasa indonesia adalah nasib kelahiran bayi menurut perhitungan jawa, dalam hal ini ketika bayi lahir pada waktu tertentu apakah bisa membawa hal baik atau ustru membawa petaka bagi dirinya ataupun,sebutan julung sendiri ada beberapa macam di antaranya 1.julung kembang 2.julung caplok 3.julung sungsang 4.julung pujud dianatar beberapa julung yang disebutkan memiliki arti tersendiri yaitu julung kembang adalah dimana bayi lahir pada saat matahari terbit, julung caplok adalah dimana bayi lahir pada saat matahari terbenam, julung sungsang ialah bayi lahir matahari tepat di tengah tengah dan dulung pujud bayi lahir pada saat petang hari
dan yang paling fenomenal adalah julung kembang dan julung caplok. disebuah desa sidomulyo kecamatan semboro kabapaten jember jawa timur, ada sedikit cerita dari masyarakat setempat terkait julung yang dimaksutkan tadi yaitu julung kembang dimana bayi lahir tepat saat matahari terbit dalam hal ini sang bayi dipercaya dapat membawa kebaikan pada dirinya dan keluarganya sedangkan julung caplok dimana bayi lahir tepat saat matahari terbenam dan bayi yang lahir pada saat yang telah disebutkan tadi dipercaya akan memiliki mala petaka pada dirinya dan ada juga laragan pada bayi yang lahir pada waktu tersebut yaitu tidak boleh bermain di hutan karena takut di buru oleh harimau atau hewan buas lainya da juga tidak boleh bermain disungai karena takut dimakan buaya, ada seuah cerita seorang yang yang lahir pada julung caplok tersebut ketika sang bayi tersebut di ajak ke sebuah kebun binatang dan di ajak untuk melihat atraksi hewan harimau, harimua yang awalnya jinak kemudian setelah melihat bayi tersebut dengan tatapan yang menyeramkan kemudian menjadi ganas dan seolah olah ingin memangsa anak tersebut kemudian sang orang tua bayi tersebut mengajak bayi itu untuk meninggalkan lokasi tersebut setelah sang bayi itu di ajak keluar lokasi sang harimau tersebut kembali jinak, ini adalah momen langka yang mereka alami. ketika melihat fenomena ini masyarakat setempat memiliki cara untuk mengatasi fenomena ini yaitu ketika bayi lahir pada saat matahari terbenam sang bayi ini seolah olah di buang di selokan ataupun di kebun dll dan nanti meudian di ambil oleh orang lain dan di kembalikan lagi keorang tuanya cara ini di percaya untuk membuang sial sang bayi dan keluargaya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H