Lihat ke Halaman Asli

HUSNI NURUDIN

Arsiparis

Upaya Efektif dalam Mengurangi Polusi Udara di Jakarta

Diperbarui: 19 September 2023   13:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

 

Pertengahan tahun Indonesia sudah memasuki musim kering yang ditandai dengan suhu yang mulai udara panas karena adanya perubahan iklim dari musim penghujan ke musim kemarau. Dan Adanya Prediksi dari para Pengamat bahwa tahun ini di Indonesia akan terjadi Fenomena El Nino, Fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. Pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia. Dampak ini menimbulkan berbagai faktor yaitu meningkatnya suhu dan percepatan angin dari Samudera Australia menuju Kawasan Indonesia yang menyebabkan timbulnya cuaca panas di lingkungan yang dilewatinya.

Di Indonesia, El Nino diperkirakan akan terjadi pada Agustus-September. Dalam keterangan resminya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Ratnawati mengatakan, fenomena El Nino akan berdampak pada ketersediaan air atau kekeringan, juga produktivitas pangan, atau berdampak pada ketahanan pangan. Ia juga memperkirakan El Nino tahun ini akan terjadi pada skala lemah hingga moderat. Namun, masih ada potensi terjadinya banjir selama El Nino berlangsung. Pasalnya, cuaca di dalam negeri dipengaruhi oleh Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.


Mengutip situs Badan Klimatologi dan Geofisika (BMKG), El Nino adalah suatu fenomena pemanasan suhu muka laut yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur. Pemanasan suhu muka laut meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik. Kondisi ini menyebabkan berkurangnya curah hujan di Indonesia. El Nino juga menyebabkan kondisi kekeringan dan cuaca panas di sebagian wilayah Indonesia.

Menurut Lembaga Kesehatan Dunia (WHO ) di Indonesia kualitas udara di daerah jakarta dan sekitarnya termasuk dalam urutan teratas sebagai yang terburuk di dunia, sehingga penting bagi Instansi terkait untuk menaruh perhatian khusus pada kondisi lingkungan di sekitar area yang tingkat kepadatan serta aktivitas kendaraanya sangat tinggi, sebab emisi karbon yang dikeluarkan oleh kendaraan menimbulkan pencemaran yang sangat besar. Kebijakan Pemerintah DKI yang melakukan Uji Emisi untuk setiap Kendaraan yang melintas di wilayah Jabodetabek sudah sangat tepat, sebagai upaya untuk mengurangi jumlah polusi udara. Sedangan bahan bakar minyak bumi yang berasal Fosil yang sekarang digunakan diperkirakan 50 tahun lagi sudah akan habis sumber alamnya. Maka diperlukan sumber daya alternatif yang dapat menggantikan bahan bakar dari minyak bumi tersebut. setidak-tidak sebagai salah satu jalan keluar untuk menurunkan kualitas udara di sekitar wilayah perkotaan.

Mengenai perkembangan issu tentang kualitas udara perkotaan yang semakin memburuk, Pemerintah perlu mengembangkan kawasan Ruang Terbuka Hijau sebagai Taman Kota dengan menanam Pohon-pohon dan Tanaman di tengah Perkotaan dengan luas area yang telah ditentukan bertujuan untuk menyerap Karbondioksida yang berasal dari Emisi Karbon dari asap kendaraan dan polusi udara yang dihasilkan dari industri pabrik. Sehingga akan memberikan kesejukan serta udara yang segar. Masyarakat perkotaan akan terbebas dari penyakit Batuk, infeksi saluran pernapasan (ISPA) dan penyakit dalam lainnya. Polusi udara adalah ancaman lingkungan terbesar bagi kesehatan dunia dan masyarakatnya. Polusi udara adalah sumber dari sekitar tujuh juta kematian dini setiap tahunnya dan timbulnya penyakit yang tak terhitung jumlahnya.

Beberapa upaya untuk berkontribusi mengurangi polusi udara yang ada di wilayah DKI Jakarta, bisa dengan mengadakan edukasi kepada warga masyarakat dengan mensossialisasikan untuk beralih menggunakan moda transportasi publik seperti Kereta Listrik cepat yang ramah lingkungan. Selanjunya Institusi Pemerintah diharapkan mempunyai program yang efektif dalam meminimalisir potensi adanya Kebakaran Hutan di wilayahnya dan Perubahan pola hidup masyarakat dalam pengelolaan sampah dari mulai hulu hingga hilir. diharapkan agar tidak membakar sampah dengan sembarangan,sampah organik bisa dilakukan pengolahan di lingkungan masing-masing dengan cara ditimbun atau dibuat kompos, sampah anorganik dapat disetorkan di bank-bank sampah terdekat atau pada pengepul-pengepul di wilayah terdekat yang ada di lingkungan masyarakatnya, sedangkan sampah residu bisa dikirim ke TPS3R/TPS/TD.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa kawasan industri banyak berlokasi di daerah sekitar Jabodetabek tentunya pencemaran udara dari kegiatan operasional pabrik tersebut sangat mengganggu lingkungan alam sekitar berpengaruh terhadap penurunan kualitas udara. Oleh karena itu Pemerintah perlu menerapkan sistem pengelolaan penanganan limbah pabrik yang tepat serta mengawasi pihak perusahan dalam penerapan sistem manajemen berbasis lingkungan (SML) ISO 14001 apakah sudah benar-benar dilaksanakan oleh pihak manajemen perusahaan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline