Lihat ke Halaman Asli

HUSNI NURUDIN

Arsiparis

Refleksi Diri Memaknai Kemerdekaan

Diperbarui: 24 Agustus 2023   15:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Upacara Hut Kemerdekaan RI ke 78 (dok.pribadi)

Apabila kita mengingat kembali tema kemerdekaan maka rasanya kita perlu mengingat kembali masa – masa perjuangan rakyat Indonesia dalam mengangkat senjata melawan kaum penjajah kolonialis Belanda yang menjajah Indonesia selama tiga setengah abad yang yang lalu(1603 – 1945 ), Jepang selama tiga setengah tahun (1942 – 1945 ),Portugis menginjakkan kaki di Ternate dibawah pimpinan Frasisco Serrao tahun 1512 atas seizin Sultan Ternate, dengan tujuan menguasai perdagangan rempah-rempath Pala dan Cengkih di Maluku.  Spanyol (1580)  mencoba menguasai Kembali Maluku dengan menyerang Ternate.

Penjajah datang ke Indonesia sejak awal abad ke 15, kedatangan bangsa Portugis, Spanyol terus dilanjutkan oleh bangsa Belanda yang awalnya mereka datang ke Indonesia bertujuan mencari perdagangan rempah-rempah, namun ternyata dibalik itu mereka ingin menguasai wilayah Indonesia secara berlebihan.  Mereka menjajah bangsa Indonesia secara halus, dengan Politik Devide at Impera (Politik Pecah Belah dan mengadu domba) rakyat Indonesia yang saat itu masih berbentuk kerajaan – kerajaan, Kesultanan Ternate sebagai kerajaan Islam terbesar di Indonesia Timur, disamping Kerajaan Aceh dan Demak yang menguasai wilayah barat dan tengah Nusantara.

Apabila kita ingin memaknai kemerdekaan saat sekarang, pada hakekatnya rakyat Indonesia sudah berusaha membendung ataupun mengadakan perlawanan terhadap Kolonialisme Barat. Sudah ada berupaya dengan semangat juangnya dibantu oleh tokoh ulama dengan para pengikutnya untuk mengusir penjajah dari bumi Indonesia mulai dari Perang Diponegoro (Tahun 1825 – 1830 , Perang Paderi (Tahun 1803 - 1838), hingga Perang Aceh (Tahun 1873 - 1904) merupakan bentuk perjuangan dalam melawan penjajah pada masa devide at impera.  Masa kebangkitan Nasional dari Tahun 1908 hingga lahirnya kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 tidak terlepas dari peran rakyat Indonesia khususnya pemuda dalam mendirikan organisasi seperti Budi Utomo, Sarikat Islam, Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama dan lain-lain.

Jadi ada proses yang panjang yang mewarnai dalam setiap tahapan melawan penjajah, kemerdekaan yang diraih bangsa Indonesia tidak datang secara tiba - tiba namun melalui berbagai perang kemerdekaan hingga melalui jalur organisasi sosial.  Bangsa Indonesia sudah berjuang maksimal dengan berbagai Upaya. Hinggal menjelang awal abad 20 an Pemerintahan di Belanda melalui salah satu anggota Voolksrad atau parlemen Belanda yang mengajukan usulan kepada Ratu Belanda untuk Kolonial di Hindia Belanda agar rakyat di Hindia Belanda yang telah berjasa memberikan pemasukan pendapatan kepada Negara Belanda untuk diberikan kesempatan membuka dan mengakses pendidikan agar dapat bersekolah dan memiliki hak yang sama dengan warga negara lain di Hindia Belanda (istilah lain dari Indonesia saat itu), sehingga mulai pada saat itu Politik Belanda pada saat itu dikenal dengan Politik Etis, salah satu tokoh politik Etis adalah Conrad Theodore van Deventer. Orang Belanda yang sejalan dengan Kartini yaitu sahabat penanya bernama Abendanon. Tujuan dari politik etis yaitu mengangkat derajat bangsa pribumi secara rohani dan ekonomis serta memperjuangkan emansipasi_kaum_perempuan.


Pengaruh dari Politis Etis itu pada akhirnya memberikan kesempatan bagi kalangan pribumi untuk bersekolah melanjutkan sekolah yang lebih tinggi, karena saat itu sebelum masa- masa itu hanya anak bupati atau kalangan ningrat yang dapat bersekolah di sekolah yang didirikan oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Bagaimanapun tidak dapat dilupakan tentunya perjuangan RA Kartini dalam memperjuangkan agar kaum perempuan dapat bersekolah sehingga derajatnya sama seperti layaknya kaum laki-laki,yaitu telah membantu perjuangan dalam bidang Pendidikan.  Pihak Yayasan Kartini mendirikan sekolah wanita yang diberi nama Sekolah Kartini di Semarang(1912).

Yang penting kita ketahui bahwa kemerdekaan bukan pemberian hadiah dari penjajah namun diraih melalui pengorbanan cucuran keringat, darah, semangat juang, pantang menyerah, tekad yang keras dari para pejuang kita terutama dengan kehendak dari Alloh Subhanahu Wataala sehingga sampai sekarang ini kita bisa menikmati anugerah kemerdekaan terlepas dari belenggu penjajahan.  Peristiwa Pihak Jepang bertekuk lutut dari Pihak Sekutu di Perang Pasifik akibat dijatuhkannya Bom Atom di Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal 06 Agustus 1945 dan 09 Agustus 1945 hanyalah rentetan awal peristiwa sebelum Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang dikumandangkan oleh Soekarno dan Hatta.

Dan yang selalu kita ingat bahwa pada saat itu para pejuang kita hanya dengan bermodalkan senjata bambu runcing namun dapat berperang melawan musuh yang bersenjatakan peralatan perang modern seperti tank berlapis baja, pesawat bomber, mortir, granat, kanon, senapan mesin dan lain-lain.  Tentunya dengan dukungan doa dari para Ulama di seluruh Nusantara dengan karomahnya sehingga menambah semangat juang para pejuang mampu mengusir penjajah dari seluruh pelosok negeri yang telah mempertaruhkan segenap harta benda, jiwa dan raganya.  Mereka rela tidak memikirkan keadaan diri mereka sendiri namun mengutamakan kepentingan negara yang lebih besar karena mencintai negaranya dan tidak rela negaranya dijajah oleh bangsa asing.

Makna yang terkandung di dalamnya yaitu Kemerdekaan tidak akan terwujud jika kita tidak membangun persatuan dan kesatuan bangsa yang memiliki jati diri, karakter, martabat sebagai sebuah bangsa yang merdeka, berdaulat walaupun dengan berbeda suku, adat budaya, agama, golongan namun merasa memilki satu tujuan yaitu terbentuknya wadah  Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu sekarang ini sebagai warga negara yang baik marilah kita menjaga dan mempertahankan Negara Indonesia dengan cara mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif untuk membangun generasi bangsa Indonesia  karena mengisi kemerdekaan tidak kalah penting dengan merebut dan menegakkan kemerdekaan. Terutama melanjutkan perjuangan para pahlawan yang telah mendahului kita yang jasa besarnya merebut kemerdekaan Indonesia tidak akan pernah dilupakan. Dengan terus berkarya sesuai bidang profesinya masing-masing, turut serta memajukan pembangunan dan kesejahteraan bangsa. Bagi para pelajar tentunya dengan belajar yang rajin tekun agar dapat tercapai apa yang menjadi cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia salah satunya mencerdaskan kehidupan bangsa.

#MotivasianadanMemaknaiKemerdekaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline