Lihat ke Halaman Asli

Limology Dalam Studi Perbatasan

Diperbarui: 17 Desember 2024   01:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Limology, sebuah konsep yang asing untuk didengar oleh telinga kita. Berasal dari kata latin "limes" yang berarti batas atau perbatasan dan "logos" yang berarti ilmu. Limology merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari berbagai hal tentang perbatasan. Penggunaan isitilah limology pertama kali dalam konteks ilmiah terjadi sekitar tahun 1998, tepatnya oleh Kolossov & O'Loughlin dalam tulisannya "New Borders for New World Orders: Territorialities at the fin-de-siecle". Tetapi penggunaan istilah limology dalam bidang keilmuan kurang populer, karena tidak banyak penstudi dari berbagai bidang terkait yang menggunakan istilah ini. Bahkan, di Indonesia hanya Fauzan, seorang dosen Ilmu Hubungan Internasional di Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta dan ahli dalam bidang perbatasan saja yang baru menggunakan istilah limology dalam konteks penulisan ilmiah. Penggunaan istilah hanya dilakukan oleh beberapa penulis saja.

Studi perbatasan atau limology dalam perkembangannya mengalami pelebaran konsep, yang awalnya fokus kepada konsep yang fokus pada geografi dan politik, berkembang menjadi konsep yang meliputi sosial, budaya, ekonomi, dan psikologis. Globalisasi menjadi katalis terjadinya perubahan dalam bidang studi perbatasan. Proses globalisasi menciptakan identitas baru dan konsep integrasi, selain itu globalisasi juga mengaburkan fungsi dari perbatasan yang sebelumnya telah didefinisikan. Mengutip para peneliti, menjelaskan bahwa terdapat tiga fungsi perbatasan, yatu fungsi barrier, contact, dan filter. Tetapi, dengan terjadinya globalisasi, para peneliti berpendapat bahwa fungsi barrier mengalami penurunan, sedangkan fungsi contact terus mendorong peningkatan aktivitas mobilitas antar lintas batas negara. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, globalisasi menciptakan konsep integrasi dari perbatasan. Konsep ini menjadi dasar mitos bahwa suatu saat akan menghilangnya perbatasan dan terwujudnya dunia yang tanpa perbatasan atau borderless. Tetapi, para ahli juga berpendapat bahwa mitos ini terlalu dini untuk ditanggapi secara serius, melihat situasi global saat ini.

Limology memiliki cakupan yang cukup luas dalam bidang keilmuan. Pada tahap ini, limology telah mengalami transformasi menjadi sebuah bidang yang multidisiplin dan interdisiplin. Bidang limology dikembangkan oleh beberapa ahli dalam bidang geografi, politik, sosiologi, antropologi, etnologi, psikologi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hubungan internasional, dan bahkan di bidang teknologi. Limology menggabungkan berbagai disiplin ilmu tersebut untuk mendapatkan pemahaman menyeluruh tentang perbatasan dengan menganalisis interaksi, hubungan, dan ketegangan yang muncul di wilayah perbatasan. Fokus utama dalam studi perbatasan atau limology adalah geopolitik. Perbatasan memainkan peran penting dalam hubungan internasional dan dinamika kekuasaan global. Oleh sebab itu, limology fokus pada bagaimana perbatasan mempengaruhi migrasi, mobilitas orang termasuk pengungsi, dan barang antar lintas negara, serta isu keamanan dan hak asasi manusia. Limology juga berusaha menjelaskan bagaimana perbatasan membentuk identitas nasional dan budaya, menciptakan rasa kebersamaan atau perpecahan di antara populasi. Selain itu limology juga menyoroti bagaimana aktivitas ekonomi diatur oleh perbatasan dan bagaimana wilayah perbatasan dapat menjadi zona peluang atau kesulitan ekonomi. 

Sebagai suatu bidang interdisipliner yang mengeksplorasi sifat, fungsi, dan dampak perbatasan, limology mendefinisikan perbatasan tidak hanya sebagai batas fisik yang memisahkan antar negara. Melainkan, limology memandang perbatasan sebagai konstruksi sosial, ekonomi, politik, dan keamanan kompleks yang mempengaruhi perilaku dan interaksi manusia antar bangsa. Dalam limology, perbatasan bersifat dinamis dan terus-menerus didefinisikan ulang oleh peristiwa geopolitik, pola migrasi, dan perubahan sosio-ekonomi atau yang sering disebut sebagai polymorphic borders. Oleh karena itu, studi perbatasan menjadi semakin penting dengan perbatasan yang terus berubah dan berkembang dalam tatanan global saat ini. Dengan menyoroti kompleksitas perbatasan, peneliti dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang tantangan dan peluang yang muncul dalam daerah perbatasan, serta menjawab berbagai fenomena yang terjadi di daerah perbatasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline