Lihat ke Halaman Asli

Mengapa Mudah Memaafkan? Tapi Nggak Iklhas

Diperbarui: 14 Agustus 2024   12:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merdeka.com

Mengapa Mudah Memaafkan, Tetapi Sulit Melupakan?

Mengapa kita seringkali mudah memaafkan, tetapi begitu sulit untuk melupakan? Apakah ini hanya bentuk kepura-puraan untuk memaafkan, padahal sesungguhnya kita masih menyimpan dendam? Pertanyaan ini sering kali menghantui pikiran kita setelah melewati konflik atau kejadian yang menyakitkan.

Momen ketika kita memutuskan untuk "forgive but not forget" adalah situasi yang banyak dari kita pernah alami. Tetapi apa yang sebenarnya terjadi di balik keputusan ini? Apakah ini hanya mekanisme bertahan hidup atau ada alasan psikologis yang lebih dalam?

Apa Arti Memaafkan?

Memaafkan adalah proses melepaskan perasaan marah, dendam, atau sakit hati terhadap seseorang yang telah menyakiti kita. Ini adalah tindakan mulia yang menandakan bahwa kita memilih untuk tidak membiarkan kebencian menguasai hati. Namun, melupakan adalah hal lain yang lebih kompleks. Memori, terutama yang mengandung pengalaman emosional, memiliki kecenderungan untuk bertahan lebih lama di otak kita.

Mengapa Kita Tidak Bisa Melupakan?

Melupakan pengalaman yang menyakitkan tidak semudah yang kita bayangkan. Ada penjelasan dari sudut pandang neurologi dan psikologi tentang bagaimana trauma emosional bekerja di otak. Pengalaman yang menyakitkan sering kali terkait dengan emosi yang kuat, yang menjadikannya lebih sulit dihapus dari ingatan kita. Otak kita secara alami menyimpan kenangan buruk sebagai mekanisme perlindungan agar kita dapat menghindari situasi serupa di masa depan.

Pengaruh Emosional yang Mendalam

Salah satu alasan utama mengapa kita sulit melupakan adalah karena pengaruh emosional yang mendalam dari kejadian tersebut. Rasa sakit yang dalam sering kali meninggalkan jejak yang sulit dihilangkan. Trauma emosional dapat mempengaruhi cara kita memandang dunia dan orang di sekitar kita, sehingga memori tentang kejadian tersebut terus muncul dalam pikiran kita.

Ketakutan Mengulangi Kesalahan yang Sama

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline