Lihat ke Halaman Asli

Ibu

Diperbarui: 1 Januari 2025   17:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

IBU

Kalau aku meninjau lalu datang kemarau

Sawah-sawah kering, padipun gugur bersama angin Hanya mata airmu ibu, yang tetap lancar mengalir.

Bila aku membaca

Sedap kopyor masakanmu dan ronta kegelisahanku Di hati ada mayang siwalan menitihkan

Sari-sari kerinduan

Lantar hutangku tak mampu kubayar.

Ibu adalah singgah sana hatiku Dan ibulah yang mendoktrinku

Saat mawar menyerbak bau kasih sayang Ibu menunjuk keatas, kemudian kebawah Aku berangguk meski kurangku pahami.

Bila kasihmu ibarat semesta Sempit alam teduh

Tempatku bersuci, menyuci lumut pada diri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline