Perubahan sosial menjadi kata kunci ketika berbicara mengenai marxisme. Selain itu, 'perubabahan sosial' menjadi orientasi dari pemikiran Marxisme, yang oleh karenanya Marxisme dikategorikan sebagai teori kritis. Dalam tujuannya, teori marxisme memiliki upaya dalam merombak srtuktur kuasa di balik ketimpangan global. Di sisi yang lain, marxisme menawarkan stategi dalam membasmi ketimpangan yang terjadi di global, di antaranya adalah: internasionalisme proletar, penghapusan imprealisme, dsb. Fokus dari tulisan ini bukan terkait upaya strategi marxisme dalam menghapus ketimpangan social, melainkan tulisan ini berfokus pada analisis pembeda teori ini dengan teori-teori lainnya.
Analisis terkait teori marxisme akan mengacu pada tulisan sebelumnya, yakni: sudut pandang, perkembangan studi HI, dan latar belakang dari tokoh pengemuka teori marxisme, Karl Marx.
1. Sudut Pandang
Teori marxisme memandang ketidakadilan dan eksploitasi kapitalisme sebagai kondisi yang menghasilkan frustrasi psikologis pada kelas pekerja. Rasa ketidakberdayaan ini dianggap sebagai dasar bagi munculnya kesadaran kelas yang revolusioner. Dari sudut pandang psikologis, proses pembentukan kesadaran kelas dapat dipahami sebagai mekanisme defensif kolektif yang digunakan individu-individu untuk melawan kondisi alienasi dan penindasan.
2. Perkembangan Studi HI
Marxisme di dalam studi HI berfokus pada bagaimana hubungan antarnegara dalam sistem internasional sangat dipengaruhi oleh struktur ekonomi global. Perspektif ini menekankan imperialisme dan ketergantungan sebagai bentuk relasi kekuasaan antara negara-negara pusat (kapitalis maju) dan negara-negara pinggiran (berkembang).
Namun, dengan memasukkan pendekatan psikologis, studi HI berbasis Marxis dapat memperhitungkan dimensi psikologis yang memengaruhi perilaku negara dan aktor-aktor internasional lainnya, selain faktor-faktor ekonomi dan politik.
3. Latar Belakang Tokoh
Karl Marx, yang merupakan pencetus dari teori marxisme, lahir dalam keluarga Yahudi Jerman pada abad ke-19 dan tumbuh dalam lingkungan sosial yang ditandai oleh ketegangan kelas, represi politik, dan ketidaksetaraan ekonomi. Sebagai seorang intelektual yang menyaksikan penderitaan kelas pekerja di Eropa, terutama selama revolusi industri, Marx secara psikologis terpengaruh oleh pengalaman langsung dan pengamatannya terhadap ketidakadilan sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H