Peningkatan harapan hidup dan pertumbuhan populasi lansia merupakan fenomena global yang penting untuk diperhatikan. Menurut data, jumlah lansia di dunia telah meningkat dari 205 juta orang pada tahun 1950 menjadi 901 juta orang pada tahun 2015, dan diperkirakan mencapai 2 miliar orang pada tahun 2050. Hal ini mengindikasikan bahwa populasi lansia di dunia akan terus meningkat dan menjadi bagian penting dari struktur demografi global (Mirtha dkk., 2021). Di Indonesia sendiri, data menunjukkan bahwa proporsi penduduk usia lanjut di Indonesia melonjak dua kali lipat pada rentang waktu 1971-2019, dari yang sebelumnya berada pada angka 4,5% menjadi 9,6%. Dengan kenaikan ini, dapat diproyeksikan jumlah penduduk lansia akan mencapai 63,3 juta 19,8% pada tahun 2045. Selain itu, menurut BPS (2018) angka harapan hidup telah meningkat dari 72,5 tahun pada 2015 lalu hingga 73,5 tahun pada 2045. Peningkatan usia harapan hidup juga berdampak pada pertumbuhan populasi lansia. Terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan populasi lansia, termasuk kemajuan dalam pelayanan kesehatan, peningkatan pengetahuan masyarakat, serta peningkatan kondisi sosial ekonomi (BPS, 2018).
Di satu sisi, peningkatan jumlah lansia juga membawa tantangan baru, terutama dalam upaya untuk memastikan kualitas hidup lansia tetap tinggi. Salah satu tantangan utama adalah kesenjangan atau perbedaan angka life expectancy dan angka harapan hidup sehat (Healthy Life Expectancy atau HALE). Meskipun angka harapan hidup meningkat, banyak lansia yang tidak menjalani pola hidup sehat dalam beberapa tahun terakhir kehidupan mereka (Cicih & Agung, 2022). Hal ini tentu saja dapat menjadi permasalahan baru ketika pola hidup tidak sehat yang dijalani lansia berdampak pada penurunan kesehatan fisik mereka. Selain itu, pertumbuhan populasi lansia disisi yang sama juga akan memiliki implikasi negatif, seperti meningkatnya beban sosial dan ekonomi. Dengan artian, meningkatnya jumlah lansia yang tidak menjalani hidup sehat dapat mengakibatkan meningkatnya biaya kesehatan dan dapat menjadi beban secara sosial. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan strategi efektif yang mendukung keberlangsungan hidup lansia dengan cara penerapan aktivitas fisik dan pola makan sehat sebagai bentuk upaya untuk memaksimalkan potensi lansia dan meminimalisir permasalahan yang disebabkan oleh populasi lansia yang menjalani hidup tidak sehat.
Manfaat Aktivitas Fisik dan Pola Makan Sehat
Menjaga kualitas hidup pada usia lanjut sangat penting dilakukan untuk kesejahteraan secara keseluruhan baik secara fisik maupun psikologis. Pola makan sehat dan aktivitas fisik memainkan peran kunci dalam meningkatkan kesejahteraan pada usia lanjut. Aktivitas fisik dapat mengurangi stres dan menjaga tubuh tetap bugar, yang mana ini dapat meningkatkan kualitas hidup pada lansia. Selain itu, pola makan yang sehat dan seimbang dapat membantu mengurangi risiko berbagai penyakit yang dapat mengganggu kesejahteraan lansia. Dengan demikian, menjaga pola hidup sehat dengan melakukan aktivitas fisik dan makan makanan yang sehat dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup pada usia lanjut serta risiko penyakit-penyakit yang mengganggu dapat diminimalisir (Rihiantoro & Widodo, 2018)
Aktivitas fisik dan pola makan sehat berkontribusi pada usia panjang dan kualitas hidup yang baik pada lansia melalui beberapa cara. Pertama, aktivitas fisik yang teratur dapat meningkatkan fungsi fisik dan kognitif, serta menurunkan risiko penyakit kronis seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung koroner. Kedua, pola makan sehat yang teratur dapat memastikan bahwa lansia mendapatkan nutrisi yang cukup untuk mempertahankan kesehatan. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi serat tinggi dapat menurunkan risiko penyakit jantung koroner hingga 40%, dan konsumsi roti gandum dapat menurunkan risiko penyakit jantung koroner yang tidak fatal sebesar 44% dan fatal sebesar 11% dibandingkan dengan roti putih.
Studi Kasus dan Contoh Nyata
Menurut (Fiorilli dkk., 2022) menggabungkan aktivitas fisik dan pola makan sehat merupakan pendekatan holistik yang penting untuk mencapai usia panjang dan kualitas hidup yang baik pada lansia. Kombinasi dari kedua faktor ini dapat memberikan manfaat signifikan bagi kesehatan fisik dan mental orang lanjut usia. Contoh praktis dari pendekatan ini dapat dilihat dalam program di pusat kegiatan lansia, di mana para lansia terlibat dalam aktivitas fisik rutin seperti senam ringan, jalan pagi, atau berkebun, sambil diberikan edukasi tentang pola makan sehat yang sesuai dengan kebutuhan usia mereka. Hasil partisipasi aktif dalam program ini mencakup peningkatan kesehatan fisik, kualitas hidup yang lebih baik, dan penurunan risiko penyakit terkait usia. Kemudian penelitian yang lainnya juga mengungkapkan hal yang serupa, pada penelitin Dietary--Physical Activity Patterns in the Health Context of Older Polish Adults: The 'ABC of Healthy Eating' Project menunjukkan bahwa lansia yang memiliki diet seimbang dan rutin berolahraga memiliki risiko yang lebih rendah terhadap penyakit kronis dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Pola makan yang seimbang terdiri dari frekuensi konsumsi sayuran dan buah yang tinggi, air, susu, dan gandum, serta frekuensi konsumsi minuman manis yang rendah. Penting bagi lansia untuk memiliki pola makan yang seimbang dan melakukan aktivitas fisik secara teratur untuk meningkatkan kualitas hidup mereka (Jeruszka-Bielak dkk., 2022).
Healthy Longevity: Lebih dari Sekadar Umur Panjang
Konsep usia panjang atau "longevity" mengacu pada peningkatan harapan hidup individu dengan fokus tidak hanya pada memperpanjang umur, tetapi juga pada menjaga kualitas hidup yang tinggi seiring bertambahnya usia (Hu, 2024). Hidup berkualitas pada usia lanjut, atau "healthy longevity" menitikberatkan pada peningkatan "healthspan" yaitu periode hidup bebas dari penyakit kronis utama. National Academy of Medicine mendefinisikan healthy longevity sebagai tahun-tahun kesehatan baik mendekati rentang umur biologis, dengan fungsi fisik, kognitif, dan sosial yang mendukung kesejahteraan.
Aktivitas fisik berperan penting dalam mencapai healthy longevity. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa olahraga teratur pada lansia dapat meningkatkan kekuatan otot, keseimbangan, dan fleksibilitas, yang semuanya membantu dalam menjaga kemandirian dan kualitas hidup yang tinggi. Aktivitas fisik juga dapat memperbaiki suasana hati, mengurangi risiko depresi, dan memperkuat sistem imun. Selain aktivitas fisik, pola makan sehat juga menjadi kunci untuk mencapai healthy longevity. Lansia perlu memperhatikan asupan nutrisi yang seimbang dan memadai, dengan meningkatkan asupan buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, serta protein sehat seperti ikan dan kacang-kacangan. Meminimalkan konsumsi garam, gula tambahan, serta lemak jenuh juga sangat penting untuk memelihara kesehatan jantung dan mengurangi risiko penyakit kronis seperti diabetes serta penyakit jantung.
Beberapa Faktor Pendukung Usia Panjang