Bob Sadino, seorang pengusaha sukses yang sengaja diundang oleh Dompet Dhuafa Hong Kong (26/6), berbagi pengalaman jatuh bangunnya menjadi seorang pengusaha belasan tahun. Lebih dari 600 Buruh Migran Indonesia (BMI), memadati ruang training bawah tanah yang terletak di Fotress Hill Hong Kong.
Hampir satu setengah jam, Bob Sadino sharing kiat-kiat menjadi seorang pengusaha dengan gayanya yang teramat sederhana, memakai celana jeans pendek dan hem putih berlengan pendek pula. Dalam memberikan materi, Bob Sadino menyelinginya dengan guyonan-guyonan yang disambut geer oleh peserta training, sehingga suasana bertambah semarak.
Apa yang disampaikan Bob Sadino bukan teori dari buku-buku motivasi yang sekarang banyak beredar di pasaran, tetapi adalah murni hasil pengalaman pribadi sebagai seorang pelopor dari beberapa bisnis. Pada kesempatan ini, Bob Sadino mengatakan perbedaan antara sekolah dengan belajar.
Yang dimaksud sekolah di sini adalah, kita lebih banyak diajari teori. Kita tidak pernah diajari berani mengambil resiko, sehingga kita menjadi seorang pengecut/penakut. Sedang belajar yang dimaksud di sini adalah Iqro (di dalam Al-qur’an berarti membaca). Bagaimana kita membaca ( baca=belajar) pada alam semesta, lingkungan sekitar dan memilih calon pasangan hidup kita. Apa yang dikatakan Bob Sadino, mengingatkan pada kondisi yang terjadi sekarang ini. Dimana seorang wanita harus merantau untuk menghidupi keluarga, sedang suaminya sebagai kepala keluarga menjadi kurang berfungsinya. Untuk itu, diperlukan menyamakan visi dan misi antara keduanya.
Kata miskin yang menjadi momok banyak orang, bagi Bob Sadino menjadi berubah makna, yaitu bosan kaya, begitu indah kata-kata ini! Adapun prakondisi menjadi seorang wirausaha yang disampaikannya kepada peserta sbb :
- Hilangkan rasa takut (hadapi segala apa yang tidak enak di Indonesia nantinya)
- Jangan berharap ( anda akan kecewa dalam menghadapi kendala bila anda tidak melakukannya sendiri).
- Lepaskan belenggu jalan pikiran.
Adapun yang menjadi sandaran-sandaran wirausaha adalah :
- Tekad yang kuat (komitmen) determination/ada kemauan.
- Tahan banting tidak cengeng
- Bersyukur/ikhlas.
- Jadilah yang pertama.
- Jadilah yang lain dari yang lain.
- Jadi yang terbaik.
Dalam diri seorang wirausaha, dibutuhkan tiga hal yang disingkat SMK, bukan sekolah menengah ke atas tetapi santun, mandiri dan kreatif. Seorang wirausaha harus berani menghadapi tantangan hidup. Jangan pikirkan bagaimana caranya mencari uang, tetapi pikirkan bagaimana uang mengejar anda!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H