Lihat ke Halaman Asli

Choirul Rosi

Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Teana - Kematian Simkath (Part 39)

Diperbarui: 27 Juni 2019   11:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

source : dokpri

Akhirnya Teana dan Galata tiba di Kota Hegra. Dari kejauhan, beberapa prajurit penjaga gerbang kota saling menatap heran. Mereka seolah tak percaya dengan apa yang mereka lihat. Mereka berkali-kali mengusap mata meskipun matahari telah bersinar terang pagi itu. Termasuk Almeera yang sedang berada di sebuah tenda dekat pintu gerbang kota.

"Tuaaan..." teriak Almeera sambil berlari mendekat memeluk Teana.

"Almeera..."

"Aku senang Tuan selamat. Berhari-hari aku berdo'a kepada Dewi Manat di kuil agar ia menunda kematianmu. Agar ia mengubah takdirmu. Dan ternyata do'aku dikabulkan." ucap Almeera bahagia. Tak terasa air mata meleleh dari kedua sudut matanya.

"Terimakasih Almeera. Kau memang sahabat terbaikku. Perhatian dan kasih sayangmu terhadapku melebihi seorang saudara. Meskipun tidak ada hubungan darah diantara kita, aku sudah menganggapmu sebagai adikku sendiri." ucap Teana.

       Mereka berdua saling menatap. Ada ruang kebisuan diantara mereka. Mereka kemudian berpelukan setelah Teana menghapus airmata Almeera.

"Tuan, ini aku kembalikan Ebra milik Tuan. Aku selalu membawa dan menjaganya baik-baik. Tapi sekarang kami tidak membutuhkannya. Sebaiknya Tuan yang menyimpannya." ucap Almeera setelah ia mengeluarkan tiga helai bulu berwarna biru kehijau-hijauan dari dalam jubahnya.

       Dengan diantar oleh Almeera dan beberapa prajurit, Teana dan Galata akhirnya tiba di tenda milik Teana. Mereka bertiga masuk kedalam tenda. Almeera menyiapkan keperluan Tuannya itu. Saat jamuan makan tiba, ia mengutarakan keinginan para penduduk untuk merayakan kemenangan mereka melawan Bangsa Bawah.

"Bagaimana Tuan? Apakah Tuan Teana dan Tuan Galata setuju? Tidak ada salahnya kita merayakannya. Anggap saja ini untuk merayakan keselamatan Tuan juga."

       Setelah berpikir cukup lama, Teana akhirnya setuju. Galata pun mendukungnya. Mereka berdua sepakat untuk mengadakan pesta selama semalam penuh.

       Keesokan harinya, Teana mengirim beberapa prajurit untuk berangkat menemui seorang pedagang anggur di daerah Qasr Al Fareed. Ia memerintahkan pedagang itu menyiapkan seluruh minuman anggur terbaiknya untuk perayaan pesta yang digelar malam ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline