Lihat ke Halaman Asli

Choirul Rosi

Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

To be a Minimalist? Why Not?

Diperbarui: 29 November 2018   08:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Terkadang dalam hidup kita ada rasa "ingin" yang berlebihan terhadap suatu barang. Sudah memiliki barang A, tapi masih ingin barang B. Barang B sudah tergenggam di tangan, tapi masih ingin barang C karena merasa bosan dengan barang B.

Itulah sifat dasar manusia. Selalu ingin yang lebih dan lebih dalam hidupnya. Mereka tidak sadar bahwa selama hidup mereka, telah banyak barang - barang yang mereka kumpulkan. Lama kelamaan, mereka "diperbudak" oleh barang - barang itu. Mereka mau tidak mau harus menjaga, merawat, membersihkan hingga mencuci barang tersebut. Sehingga waktu mereka terbuang, stress datang dan akhirnya mereka tidak lagi merasa bahagia dengan barang yang telah mereka miliki.

Berubah? Harus. Belilah barang yang benar - benar kita butuhkan, barang yang sangat kita suka dan memiliki keterikatan emosi dengan kita.  Dengan begitu, kita akan selalu "setia dan menjaga" barang tersebut dan tidak ada keinginan untuk membeli barang yang lain yang memiliki fungsi sama.

Dengan hidup minimalis, pikiran kita akan terasa segar, bebas, tidak terbelit oleh masalah merawat barang - barang itu. Dengan begitu, waktu yang kita miliki bisa kita gunakan untuk fokus dalam mengerjakan hal - hal lain yang lebih penting dalam hidup kita daripada mengurusi barang - barang yang nantinya menjadi sampah dirumah kita.

#goodbye_things #fumio_sasaki

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline