Lihat ke Halaman Asli

Choirul Rosi

Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Teana - Zamani (Part 32)

Diperbarui: 5 November 2018   09:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pinterest.com

Keesokan paginya Teana dan Almeera mempersiapkan keberangkatannya menuju Kuil Qasr Al Binth. Dengan sangat berhati -- hati, Teana menyimpan patung Dewa Dhushara didalam bungkusan kain yang ia gantungkan di punggung untanya. Mereka berdua menyusuri jalur unta yang jarang dilalui oleh para pedagang. Jalur itu adalah jalur tercepat yang bisa mengantar mereka menuju Kota Hegra. Setelah melewati lembah di pinggiran Kota Ma'an dan hutan sepi di Kota Tabuk, mereka akhirnya sampai di Kota Hegra dengan cepat.

Mereka bergegas menuju Kuil Qasr Al Binth dan menemui pendeta untuk menyerahkan patung Dewa Dhushara kepada mereka.

"Aku kembalikan patung milik kalian. Jagalah baik -- baik." ucap Teana kepada pendeta penjaga kuil.

"Tapi Nyonya, jika patung itu berada disini, maka keselamatan para pendeta akan terancam. Sebab mereka pasti akan datang kemari dan mengambil patung ini kembali. Kami para pendeta tidak sanggup menandingi kekuatan mereka." jawab pendeta penjaga. Teana diam sejenak. Ia memutar otaknya untuk mencari jalan keluar atas masalah ini.

"Apa kalian punya tempat rahasia?" tanya Teana kemudian.

Pendeta penjaga itu diam. Matanya menatap tajam mata Teana. Sebuah tatapan keraguan muncul di mata pendeta itu.

"Kau bisa mempercayaiku..."ucap Teana tegas dan meyakinkan.

"Benarkah?"

"Aku bersumpah demi nyawaku yang ada di tangan Dewa Dhushara." ucap Teana.

Setelah cukup lama berpikir, pendeta penjaga itupun mengangguk. Ia kemudian mengajak Teana menuju sebuah tempat rahasia. Sebuah ruang tersembunyi dibawah kuil Qasr Al Binth. Ruang yang biasa digunakan oleh para pendeta untuk mengadakan pertemuan rahasia.

Jalan menuju ruangan itu cukup sempit dan pengap. Hanya bisa dilalui oleh satu orang saja. Sehingga mereka berjalan saling membelakangi. Pendeta penjaga itu berjalan menuruni tangga dengan sebuah obor kecil ditangannya. Setelah sampai disana, ia membuka kunci pintu ruangan dan mempersilakan Teana dan Almeera untuk masuk kedalam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline