Lihat ke Halaman Asli

Choirul Rosi

Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Teana - Paphos (Part 16)

Diperbarui: 10 Februari 2018   12:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teana Dokpri

Ratusan tahun silam, Gunung Hor masih berupa dataran tinggi yang luas dan gersang. Gunung yang  berada di lembah Wadi Araba itu nampak sepi. Sesekali terdengar desiran debu pasir gunung yang tertiup angin. Menyebarkan panas ke seluruh dataran tinggi diatas Gunung Hor.

Disana, di sebuah tempat diatas Gunung Hor terdapat sebuah kehidupan. Kehidupan Bangsa Bawah. Yakni Bangsa Jin yang mendiami kompleks Al Djinn. Sebuah kompleks bebatuan yang sangat besar berbentuk persegi. Tinggi menjulang hampir mencapai tujuh kali tinggi orang dewasa.

Kerajaan itu dipimpin oleh seorang Ratu Jin bernama Mehnaz. Ia dan pengikutnya berdiam diri di salah satu sumber mata air yang ada disana. Menjaga sumber mata air itu agar selalu mengalir dan mengeluarkan air.

Seiring berjalannya waktu, orang -- orang mulai berdatangan ke Gunung Hor. Orang -- orang itu adalah Bangsa Nabataea.

Mereka mencari sebuah wilayah baru untuk mereka diami. Hidup berkelompok dan membangun sebuah peradaban. Sebuah kota yang mereka beri nama Petra. Kota diatas Gunung Hor.

Sejak mereka mengenal adanya sebuah kekuatan yang mengendalikan mereka, mereka mulai mendirikan bangunan sebagai tempat pemujaan. Mulai dari Kuil Ad Deir, patung Dewi Allat hingga altar persembahan diatas batu cadas Al Khuraimat.

Gunung Hor kini mulai ramai dan menunjukkan adanya kehidupan. Kehidupan yang menjadi tanda awal berdirinya Bangsa Nabataea. Bangsa yang mempercayai Dewa Dhushara sebagai pelindung mereka.

Hingga suatu ketika beberapa pedagang Bangsa Nabataea menemukan kompleks Al Djinn. Saat itu mereka baru saja pulang dari berdagang. Saat unta mereka melewati kompleks Al Djinn, unta itu mendadak berhenti berjalan. Meronta -- ronta kesana kemari seperti ada kekuatan lain yang mengendalikannya.

"Hasheem...! Ada apa dengan untaku ini? Tolong aku Hasheem...!"

"Lompatlah, selamatkan dirimu. Unta itu telah dipengaruhi oleh kekuatan lain." teriak Hasheem yang seakan mengerti atas apa yang terjadi kepada unta itu. Sebab ia memiliki kemampuan untuk membaca tanda -- tanda.

Hasheem pun turun dari untanya untuk memberi pertolongan kepada temannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline