Lihat ke Halaman Asli

Choirul Rosi

Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Teana - Al Khuraimat (Part 7)

Diperbarui: 2 Mei 2017   13:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teana - Dokpri

Pagi itu matahari bersinar cukup hangat. Awan berarak di angkasa. Memberi warna biru cerah. Secerah senyum Aairah.

Semalam adalah malam yang membahagiakan untuk Aairah. Malam yang penuh harapan. Untuknya dan suaminya

“Oh Dewi, semoga kami segera mempunyai keturunan.” gumam Aairah dalam hati.

Sebuah senyuman terlukis di wajahnya.

Dengan mata terpejam dan tangannya mendekap dada, ia mengucap do’a dalam hatinya. Sebuah do’a yang ia panjatkan kepada Dewi Allat. Dewi kesuburan Bangsa Nabataea.

Angin berhembus pelan. Membuat suasana makin sejuk di Qasr Al Binth pagi itu.

Di seluruh penjuru Kota Hegra pagi itu cukup sibuk. Orang – orang sedang membersihkan rumah mereka. Memasang hiasan – hiasan didepan pintu rumah mereka.

Mulai dari Qasr Al Binth hingga ke pelosok Qasr Al Farid. Mulai dari para pembesar kerajaan hingga para budak. Semuanya larut dalam suasana perayaan

Penduduk di Kota Hegra -  termasuk Aairah dan suaminya - tinggal didalam batuan gunung berukuran besar. Batuan gunung itu bernama Qasr Al Binth. Sebuah pemukiman untuk para pembesar kerajaan.

Pemukiman yang khusus dibuat oleh pihak kerajaan untuk orang – orang yang memiliki kedudukan penting di kerajaan.

Untuk batu yang cukup besar diisi oleh tiga sampai empat kepala keluarga. Sehingga dalam satu batu gunung itu terdapat tiga sampai empat pintu. dimana masing – masing pintu berderet sejajar satu sama lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline