Lihat ke Halaman Asli

Choirul Rosi

Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Mihrab Cinta

Diperbarui: 22 Juni 2016   01:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: insidehoops.com

Tiba – tiba kau membatalkan pertunangan kita. Tanpa persetujuan dariku. Tanpa memberitahuku.Tahu – tahu aku mendapatkan sms mu bahwa kau minta putus. Yang terlebih menyakitkanku adalah kau menolakku karena aku seorang mantan gigolo. Sungguhmenyakitkan.

***

Kabar pemutusan hubungan kita itu sangat menyakitkan hatiku. Benar – benar mengiris hatiku.Andai engkau tahu, aku sangat mencintaimu. Sikapmu dan lembutnya hatimu telah menaklukkan angkuhnya hatiku. Seakan – akan telah aku temukan oase cinta didirimu. Memang aku akui, selama ini aku telah banyak meneguk puluhan cinta.Bahkan ratusan cinta telah aku dapatkan. Namun semua itu tak mampu memuaskanku. Cinta – cinta itu datang dan pergi sesuka mereka. Semakin aku teguk, semakinaku merasa kehausan. Menginginkan cinta dan cinta yang lain. Dari satu tubuh ketubuh yang lain. Seakan tak pernah terpuaskan.

Namun malam itu seakan menjadi titik balik kehidupanku. Disaat detik – detik aku sekarat karena kecelakaan malam itu,kau datang menyelamatkanku. Bak malaikat yang dikirimkan Allah untukku. Untuk membawaku ke alam yang lain. Alam yang di rahmati olehNya. Bukan alam nafsu yang selama ini aku geluti.

“Bagaimana keadaanmu sekarang Mas?” ucapmu.

“Terimakasih… Aku sudah lebih baik sekarang. Kalau bukan karena pertolonganmu, aku mungkin sudah mati kehabisan darah. Terimakasih atas darah yang kau berikan untukku” balasku seraya tersenyum kepadanya.

“Berterimakasihlah kepada Allah, karena Dia masih menyayangimu Mas”

Aku tak berani menatapnya, ku palingkan mukaku jauh darinya. Menatap gedung – gedung daribalik jendela kamarku dengan tatapan mata yang kosong. Jauh, jauh menerawang menembus batas cakrawala senja.

Setelah beberapa minggu dirawat di rumah sakit, akhirnya dokter memperbolehkanku pulang. Dengan diantar olehnya, aku pulang ke rumah tempat tinggalku. Lebih tepatnya kos –kosanku.

“TerimakasihTina, terimakasih atas pertolonganmu dan perhatianmu selama aku berada di rumah sakit” ucapku pada Tina, wanita yang menolongku dari kecelakaan kemarin.

“Sama – sama Mas, jaga dirimu baik – baik. Selalu ingatlah kepada Allah. Selalu mintalah keselamatan dan pertolongan kepadaNya. Karena kita tak tahu sampai kapan nyawa ini melekat di badan kita” balas Tina seraya tersenyum kepadaku. Sangat cantik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline