Lihat ke Halaman Asli

Choirul Rosi

Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Wanita yang Merindukan Hujan

Diperbarui: 26 Mei 2016   14:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

girl under rain source https://wallpaperscraft.com/download/girl_rain_walk_mood_pier_fog_54377/3840x2400

Hujan datanglah…. Izinkan aku bertemu anakku. Wanita itu berdo’a kepada Tuhan agar segera mengubah langit yang biru menjadi langit hitam yang sangat gelap. Dan segera diturunkan hujan yang sangat deras. Seperti janji anaknya kepadanya sebelum kepergiannya yang sangat lama. Bahwa ia akan menemuinya kala hujan tiba. Ia sangat merindukan anak dan suaminya.

Rupanya, Tuhan mendengar do’a seorang Warsini. Wanita tua yang kesepian sebatang kara sejak ditinggal pergi kedua permata hatinya. Suami dan anak semata wayangnya.

“Kalian tahu? Aku sangat rindu kalian” ucap Warsini dalam rinai hujan yang sangat deras siang itu.. Lalu ia menari dengan riangnya dibawah guyurannya.

***

Persalinan itu sangat lama dan sulit. Mengingat usia Warsini yang tak lagi muda. Ia mengejan sekuat – kuatnya. Berusaha memindahkan buah hatinya ke dunia yang baru. Dari dunia rahim ke dunia nyata. Dunia sesungguhnya. Dengan peluh bercucuran di kening dan lehernya. Darah mengalir segar dari kedua selangkangannya.

Antara hidup dan mati, akhirnya buah hatinya keluar juga. Tangisannya bercampur ke udara dengan derasnya hujan. Warsini mendengarnya samar – samar. Senyum bahagia terukir di wajahnya. Senyum Warsini menghilang. Napasnya tinggal satu – satu. Saat itulah tangis bayinya tak terdengar kembali. Lenyap dibawa suara deras hujan malam itu. Dan sepertinya, ia tak akan pernah kembali lagi. Tak akan pernah menampakkan wajahnya di hadapan Warsini karena perawat yang membantu persalinannya terburu – buru memandikan dan membungkusnya dengan kain kafan agar secepat mungkin dimakamkan. Mengingat waktu sudah hampir malam.

Tiba – tiba sesosok gadis kecil mendadak muncul disamping Warsini.

“Siapa kau….” tanya Warsini kepadanya dalam suara yang sangat lirih. Hanya angin dan gadis itu saja yang bisa mendengarnya. Lainnya tidak.

“Aku anakmu Ibu, maafkan aku. Aku tak bisa menemanimu setiap hari. Karena Tuhan memanggilku kembali. Ada tugas yang belum aku selesaikan disana. Tapi aku berjanji Bu, aku akan menemuimu setiap kali hujan tiba. Saat itu aku akan datang bersama dengan turunnya hujan ke bumi. Tunggu aku ibu” ucap gadis kecil itu kepada ibunya.

“Tunggu…. Siii siapa kauuuu” teriak Warsini lirih. Lalu pingsan.

***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline