Lihat ke Halaman Asli

Choirul Rosi

Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Lendir

Diperbarui: 20 September 2015   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

“Gimana sayang ? ntar malam bisa nggak ?”

“Lihat ntar ya manis ?”

“Oke sayang… muaaach”

Percakapan dengannya malam itu ku tutup dengan kecupan mesra di ponselku. Sebagai balasan atas ajakannya yang tidak mungkin aku tolak. 

“Wah… ada job lagi ya Joe ?” celetuk Bryan sambil sesekali mengepulkan asap tebal rokoknya ke udara yang pekat dengan hawa panas. Hawa yang berasal dari para pengunjung diskotik yang sedang ber ajojing ria menikmati alunan musik dan aroma minuman anggur.

“Aku cabut dulu bro !”

“Oke, have fun bro !” teriak Bryan memecah kebisingan diskotik.

Aku bergegas keluar menuju pintu EXIT diskotik sambil mengirim pesan BBM ke Sandra. 

“Deliver juga akhirnya…” gumamku dalam hati. “Tumben aktif. Itu artinya dia sedang sendiri malam ini”.

 

30 menit lagi sampai… Kubaca isi BBM Sandra. Sambil menunggu kedatangannya, aku nyalakan sebatang rokok sambil kumainkan HPku di lobby diskotik yang penuh dan ramai dengan para lelaki hidung belang dan wanita jalang. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline