Sisa-sisa KKN
Tiga pekan usai KKN rampung
Aku masih limbung
Kepalaku belum juga lupa, dari bayangan wajahnya
Ia yang mengobatiku kala batukku menghebat
Ia yang memberiku makan, sedang padanya aku tak memberi manfaat
Ia yang menjemputku, mengantarku, menungguiku
Sementara aku kerap membuatnya bertanya, "Kenapa sih, Mas, begitu?"
Aku tak tahu seberapa banyak utangku padanya
Ia enggan mengungkit, apalagi menggigit
Padanya aku berutang menu sarapan