Lihat ke Halaman Asli

M WildanTaufiqqul.Hakim

Mahasiswa aktif UINKHAS Jember

Perwujudan Ukhuwah Wathaniyah

Diperbarui: 24 November 2021   10:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam sila pertama bahwasannya berbunyi ketuhanan yang maha esa, di Indonesia mayoritas agama terbesar yaitu islam,namun tidak sedikit pula, warga Indonesia menganut agama selain islam seperti Kristen,katholik,hindu,buddha,dan khonghucu. Dalam pembahasan kali ini,disebutkan ketuhanan yang maha esa bahwa setiap warga Indonesia berhak menganut agama sesuai dengan keyakinannya, tanpa adanya menimbulkan perpecahan ataupun paksaan dari pihak lain, rasa persaudaraan harus diterapkan pada masyarakat diindonesia seperti hidup rukun berdampingan, saling membantu, dan tidak mengucilkan agama lain.

Ukhuwah wathaniyah dalam islam yakni menjalin hubungan sesama untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dengan cara melakukan sikap persaudaraan antara agama lain, dari kecintaan atas tanah air itu akan muncul upaya untuk membela eksistensi tanah air tersebut dari berbagai bentuk ancaman, baik yang datang dari luar maupun dalam, persaudaraan beragama memiliki keindahan tersendiri dalam negeri ini, sehingga yang membuat unik ialah kerukunan masyarakat dalam bertoleransi dengan hidup berdampingan tanpa memihak atau menitikberatkan satu agama. Sehingga dengan ukhuwah wathaniyah negeri ini menjadi negeri yang cinta akan perdamaian.

Namun dalam hal keagamaan tidaklah semua memahami makna perdamaian akan toleransi keyakinan, sering timbul adanya konflik-konflik pertentangan agama disebabkan oleh faktor geografis seperti pertentangan antara mayoritas dan minoritas, Kembali ke tahun 1998 dimana ada sebuah kerusuhan di Sulawesi tengah tepatnya di kabupaten poso, yang mayoritas disana beragama Kristen, berawal dari persaingan ekonomi dari penduduk asli Poso dengan para pedagang bugis dan transmigran jawa yang memeluk agama islam, persaingan pejabat antara pembagian kekuasaan tingkat kabupaten di pihak Kristen dan islam yang tidak seimbang, konflik ini yang semula hanya kerusuhan kecil yang dilakukan oleh kelompok pemuda sebelum membesar menjadi kerusuhan antar agama.

Pada saat kerusuhan tersebut tidak sedikit korban berjatuhan di pihak masyarakat islam, dan bahkan fasilitas umat islam diporak porandakan seperti musholah dan tempat-tempat ibadah di sekitar poso, alasan umat Kristen Poso melakukan aksi secara ekstrim dikarenakan merasa terganggu akan kegiatan-kegiatan umat muslim yang merupakan minoritas disana, setelah mendapati bahwa terdapat penyerangan-penyerangan tersebut umat islam tak tinggal diam, dan melakukan Tindakan yang sama terhadap umat Kristen, sehingga terjadilah bentrok besar-besaran yang dilakukan oleh umat islam dan Kristen. Kerusuhan ini berlangsung ditahun 1998 sampai mei ditahun 2000.

Dalam hal ini ukhuwah wathaniyah membentuk akan terwujudnya tali persaudaraan antara satu sama lain dibidang keagamaan, yang merupakan sebuah akar akan menumbuhkan sikap toleransi, dan saling tolong menolong. Kisah tragedi diatas bisa kita ambil hikmah atau pelajaran bahwa sikap toleransi sangat penting untuk diterapkan dari kalangan manapun. Penduduk Indonesia yang memiliki banyak ragam suku, budaya, ras, agama, dan Bahasa, bukan menjadi penghalang untuk saling menjaga rasa persaudaraan, merawat rasa persaudaraan tidaklah sesulit perjuangan para pahlawan terdahulu yang susah payah menyatukan seluruh rakyat agar terbebas dari penjajahan, maka untuk mecintai NKRI tidaklah hanya sebatas omongan belaka melainkan dengan bukti nyata sehingga menjadikan Indonesia yang cinta akan perdamaian.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline