Lihat ke Halaman Asli

Anarkisme: Tanpa Kekuasaan Tanpa Pemerintahan

Diperbarui: 27 April 2023   12:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber ilustrasi: https://news.detik.com/x/detail/intermeso/20201013/Anarko-Sindikalis-dan-Jejak-Anarkisme-di-Indonesia/images/anarko--6y8gvr.png

Apa yang akan kalian pikirkan jika kalian mendengar kata Anarkisme atau Anarki, kurang lebih kalian akan membayangkan tentang kerusuhan, kerusakan dan manusia yang ingin kembali ke dalam "hukum rimba".Tidak diragukan lagi Anarkisme adalah ide yang selalu disalahpahami dalam teori politik ataupun filsafat politik.

Anarkisme dalam bahasa Yunani diartikan sebagai "tanpa pemerintahan", Anarkisme sendiri adalah sebuah teori politik yang ingin mewujudkan Anarki. Dalam kata lain Anarkisme bertujuan untuk menciptakan suatu perkumpulan masyarakat yang individunya memiliki kebebasan dan sederajat. Anarkisme menentang segala bentuk alat kontrol yang membuat mereka tertindas, baik kontrol oleh negara ataupun kapitalis. Anarkis tidak bertujuan without order tetapi without leader

Para Anarkis melawan semua otoritas dalam bentuk apapun, jika penindas itu adalah sebuah negara maka mereka akan memilih hidup tanpa negara, jika penindas itu hierarki maka mereka akan antiherarki.

Para Anarkis juga tidak ingin memiliki masyarakat yang kacau balau dan berantakan, justru sebaliknya mereka menginginkan kehidupan yang tertib dan tenang. Ketertiban yang bisa dilaksanakan secara sukarela. berkman dalam pengantar bukunya, What is Communism "Anarchism"? “Anarkisme bukan Bom, ketidakteraturan atau kekacauan. Bukan perampokan dan pembunuhan. Bukan pula sebuah perang di antara yang sedikit melawan semua. Bukan berarti kembali kekehidupan barbarisme atau kondisi yang liar dari manusia. Anarkisme adalah kebalikan dari itu semua. Anarkisme berarti bahwa anda harus bebas. Bahwa tidak ada seorangpun boleh memperbudak anda, menjadi majikan anda, merampok anda, ataupun memaksa anda.”


Dalam mewujudkan maksudnya, Anarkisme terbagi menjadi 2 yakni Anarkisme filosofis dan Anarkisme revolusioner. Anarkisme filosofis mewujudkannya melalui cara yang lebih halus dan damai, sebaliknya Anarkisme revolusioner mewujudkannya dengan cara kekerasan atau revolusi sekalipun revolusi itu berdarah.

Kebebasanku adalah sebuah kebebasan yang berfungsi bagi kebebasan semua orang. Penindasan bagi beberapa orang adalah tali kekang perbudakan bagi orang lain. Aku hanya dapat membebaskan diri ketika aku mengakui kebebasan dan kemanusiaan orang lain. ~Mikhail Bakunin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline