Lihat ke Halaman Asli

Noble Lie: Sebuah Kebohongan Politik yang Mulia

Diperbarui: 25 April 2023   18:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber ilustrasi: https://thumbs.dreamstime.com/

Dalam buku Republik, Plato memperkenalkan istilah atau mungkin lebih tepatnya praktik dari Noble Lie. Tujuan dari kebohongan ini adalah untuk menjaga keharmonisan sosial dan memuluskan agenda tertentu. Tentunya trik ini sangat mujur bagi para politisi.
Selain untuk menjaga harmoni sosial, Noble Lie juga mampu menumbuhkan rasa nasionalisme, patriotisme, dan keberanian. Seperti yang dikutip langsung dari buku Republik bagian buku III, Plato atau lebih tepatnya tokoh dalam dialog mengatakan bahwa seluruh dongeng yang diceritakan harus ada di dalam kendali mereka dan meminta para penyair untuk tidak asal mengumpat yang akan mengakibatkan menciutnya nyali para calon prajurit.


Di penghujung buku II Plato juga menulis "kebohongan yang terdapat di dalam setiap perkataan dalam hal tertentu bermanfaat dan tidak menimbulkan rasa benci... saat dalam keadaan gila atau dalam ilusi akan menyakiti kita, maka kebohongan itu akan menjadi bermanfaat atau menjadi sejenis obat atau pencegahan... kita membuat kebohongan sedapat mungkin menyerupai kebenaran, sehingga hal itu menguntungkan." Selain itu, Plato juga menegaskan kepada para penyair agar para penyair tidak marah apabila menghilangkan cerita dan naskah yang tidak pantas masuk ke dalam telinga anak remaja dan lelaki dewasa yang bermaksud ingin bebas, dan agar mereka lebih takut pada perbudakan daripada kematian. Tidak sampai disitu, Plato juga memohon kepada para penyair untuk tidak memperkenalkan para dewa yang meratap. Jika tidak, para anak muda akan menertawakan cerita para dewa, dan terpengaruh untuk selalu merengek dan meratap pada setiap kesempatan di hidupnya.

Di dalam buku III dijelaskan bahwa para penguasa negara memiliki hak dan diperbolehkan untuk melakukan kebohongan terhadap rakyat, oposisi, dan musuh. Tentu saja dengan alasan bahwa kebohongan dilakukan demi kebaikan hidup orang banyak.

Menurut kalian apakah Noble Lie ini adalah hal yang layak di praktikan atau bisa menjadi pisau bermata 2? Kemukakan pendapat kalian di kolom komentar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline