Lihat ke Halaman Asli

Renaisans Harlem: Zaman Keemasan Orang Kulit Hitam

Diperbarui: 21 April 2023   13:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber ilustrasi: Bethany Arts Community

Renaisans Harlem adalah sebuah peristiwa gerakan sastra, seni dan intelektual Afrika-Amerika yang berpusat di Harlem. Harlem yang dahulunya dijadikan sebagai pemukiman orang kulit putih, tetapi di tahun 1920an menjadi ibukota budaya Afrika-Amerika. Hal ini terjadi dikarenakan adanya imigrasi besar pada tahun 1916. Mereka yang mempunyai andil dalam peristiwa ini menyebut nya dengan "Gerakan Negro Baru". Hal ini diungkapkan oleh Alain Locke dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 1925. Di dalam bukunya juga Locke menyebutkan bahwa artis kulit hitam akan menjadi "kolaborator dan partisipan Peradaban Amerika".

Di kota New York kehidupan budaya Afrika dan orang-orang Afrika sudah cukup berkembang. Bisa di artikan bahwa di kota New York gerakan ini sudah mulai terjadi secara perlahan, Harlem diakui sebagai ibu kota orang-orang berkulit hitam di Amerika Serikat. Di sana juga muncul berbagai organisasi orang-orang berkulit hitam, seperti NAACP dan NUL. Garvey, W.E.B Dubois dan Philip Randolph adalah orang Afrika-Amerika berpengaruh yang pernah tinggal di sana.

Sumber ilustrasi: British council

Di bidang sastra, puisi adalah hal yang berkembang selama Renaisans Harlem. Salah satu tokoh yang menonjol dalam bidang ini adalah Countee Cullen. Di bidang musik, Jazz menjadi genre musik yang booming saat itu. Banyak lagu bergenre Jazz dimainkan di toko-toko dan bar. Jazz menjadi daya tarik untuk penduduk Harlem, bahkan Jazz juga mampu menarik perhatian orang kulit putih di luar kota. Beberapa musisi yang terkenal yaitu Louis Armstrong, Duke Ellington, Bessie Smith, Fats Waller dan Cab Calloway.

Sumber ilustrasi: New World Symphony

Di bidang seni visual kita mengenal Aaron Douglas, sering disebut "Bapak Seni Amerika Hitam" yang mengadaptasi teknik Afrika untuk mewujudkan lukisan dan mural serta ilustrasi buku. Tak kalah penting kita juga akan mengenal Marcus Garvey, seorang nasionalis kulit hitam dan pemimpin gerakan Pan-Afrikaisme, Garvey mungkin paling dikenal karena mendirikan Universal Negro Improvement Association atau UNIA, yang menganjurkan status "terpisah tetapi setara" untuk orang-orang keturunan Afrika dengan tujuan mendirikan negara-negara kulit hitam di seluruh dunia. Garvey terkenal berselisih dengan W.E.B DuBois, yang menyebutnya "musuh paling berbahaya dari ras Negro di Amerika".

Sumber ilustrasi: CNN

Sayang saat jatuhnya pasar saham tahun 1929 dan "The Great Depression", gerakan ini mulai melemah. Di tahun 1935 banyak penduduk penting di Harlem pindah keluar kota untuk mencari pekerjaan. Mereka digantikan oleh arus pengungsi yang terus menerus datang dari Selatan. Kerusuhan ras di Harlem pada tahun 1935 juga menjadi salah satu faktor. Kerusuhan itu merupakan lonceng kematian bagi Renaisans Harlem.

Renaisan Harlem adalah zaman keemasan bagi seniman, penulis, politisi dan musisi Afrika-Amerika. Di zaman itu para seniman bisa merasakan betapa bangga dirinya dan mereka mempunyai kendali atas bagaimana pengalaman kulit hitam direpresentasikan dalam budaya Amerika dan mengatur panggung untuk gerakan hak-hak sipil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline