Lihat ke Halaman Asli

Kesuksesan Seseorang Dipengaruhi oleh Kecerdasan Emosional

Diperbarui: 11 Mei 2023   05:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Persaingan ekonomi dan tuntutan profesionalitas  dari perusahaan menyebabkan tekanan tersendiri bagi pegawai sehingga kecerdasan emosional sangat diperlukan untuk meningkatkan stabilitas, daya tahan serta kualitas hidup pegawai di lingkungan pekerjaan agar tetap produktif.  Emosi memiliki kontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup seseorang dan memiliki pengaruh terhadap karir seseorang.  Dengan memahami dan mengimplementasikan kecerdasan emosional maka kehidupan pribadi dan professional seseorang menjadi efektif dan berkualitas. Chandra (2010) mengungkapkan bahwa perusahaan yang menerapkan kecerdasan emosional di semua lini kepemimpinannya cenderung mengalami peningkatan keuntungan yang signifikan. Selain itu kecerdasan emosional ternyata sudah banyak di terima di lingkungan pekerjaan (perusahaan), pendidikan dan komunitas karena terbukti dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang. Kecerdasan emosional (EQ) adalah bidang yang mempelajari cara manusia menggunakan keterampilan subjektif dan non kognitifnya agar dapat mengelola dan mengoptimalkan hubungan sosial dan kondisi kehidupan mereka. Kecerdasan emosional atau unsur keefektifan emosional dan sosial adalahkemampuan yang dapat dipelajari dan dikembangkan.

Salah satu komponen kecerdasan emosional yang perlu dipahami yaitu mengenai kesadaran responsif. Strategi ini membutuhkan tindakan yang sadar secara emosional. Kesadaran responsif merupakan salah satu strategi keefektifan emosional dan sosial yang memadukan dua keterampilan yaitu kesadaran penuh dan bertindak berdasarkan kesadaran tersebut. Motivasi juga berkaitan erat dengan kesadaran responsif karena tanpa motivasi, seseorang tidak dapat mencapai perubahan atau perkembangan walaupun adanya usaha maksimal yang dilakukan seseorang untuk mereka. Berbagai literatur psikologi mengemukakan dua macam motivasi, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Bila ingin merubah diri sendiri atau merubah orang lain ke pribadi yang lebih baik lagi,  tahap pertama adalah kita perlu mencari tahu penyebab kenapa seseorang kehilangan motivasi ? setelah itu mencari solusi bagaimana cara menumbuhkan motivasi tersebut.  Namun kunci perubahan yang akan terjadi tetap ada dalam diri masing-masing individu.

Terdapa tiga faktor yang mampu meningkatkan motivasi dan produktivitas kerja yaitu para pegawai merasa diperhatikan oleh supervisor, mendapatkan pengakuan atau penghargaan setidaknya dalam seminggu terakhir dari salah satu pimpinan perusahaan dan pegawai memiliki keyakinan bahwa pemimpin perusahaan memperhatikan perkembangan pegawainya.

Respon yang efektif dalam menghadapi situasi yang sulit memerlukan proses pembelajaran yang kemudian diikuti dengan pengembangan kebiasaan baru. Kebiasaan baru memiliki makna suatu solusi berupa perilaku atau tindakan yang dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang yang dimana kebiasaan baru tersebut belum pernah dilakukan baik di dalam kehidupan sehari - hari maupun di lingkungan kerja  .Prefrontral korteks adalah bagian otak yang berkontribusi dalam pengembangan kebiasaan baru. Ketidaknyamanan dalam mencoba kebiasaan baru akan terjadi karena perubahan selalu membutuhkan tenaga dan latihan atau pengulangan karena hanya dengan proses pengulangan untuk mengaktifkan koneksi neuron dan kontribusi energi. Setelah hal itu terjadi maka terjadilah perubahan yang permanen.

Manusia ingin berubah karena ada rasa ketidaknyamanan. Salah satu kendala manusia untuk melakukan perubahan adalah ketidaktahuan akan kondisi baru yang di inginkan atau  karena ketidaktahuan akan cara untuk berubah. Sesungguhnya hal tersebut bisa teratasi jika seseorang mampu bercermin dan melihat dengan jelas dan sadar apa yang sedang kita lakukan saat ini. Kesadaran responsif yang merupakan salah satu unsur kecerdasan emosional dapat kita pelajari dengan membaca buku pengembangan diri yang membahas mengenai kecerdasan emosional atau melalui pendampingan psikolog baik di lingkungan kerja maupun di sektor pendidikan karena emosi yang kita miliki merupakan aspek penting dari setiap tindakan dan keputusan kita, sehingga jika terabaikannya aspek emosi  sama halnya dengan membangun sebuah rumah tanpa mengetahui bahan - bahan bangunan yang perlu digunakan.

Sebagai manusia, kita tidak bisa bertindak tanpa menggunakan emosi. Namun dengan mengelola emosi dengan baik maka kualitas hidup dapat meningkat  di lingkungan kerja, komunitas dan kehidupan kita.Sehingga dapat disimpulkan kecerdasan emosional dapat menciptakan individu yang memiliki resiliensi dan mampu beradaptasi, berespon secara sehat dan mampu meregulasi emosi dengan baik serta tetap produktif walaupun dihadapkan dalam kesulitan dan tekanan. 

                                                              

           Sumber :

  • Chandra.2010. Panduan Pendampingan Kecerdasan Emosional. Mojokerto. Penerbit Manuskrip.
  • Sriyanti, Lilik. Psikologi Belajar. Yogyakarta. Anggota IKAPI.2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline