Nak, pulanglah sejenak, aku teramat rindu padamu.
Nasi dipiringku selalu kusisahkan untukmu, berharap engkau mendekat dan memintanya,
walau akupun tau kita makan bersama-sama.
Nak, aku sekarang tak lagi sekuat dahulu, yang bisa menggendongmu,
mengajakmu jalan-jalan, atau hanya sekedar menungguimu ketika petang memaksamu larut dalam mimpi-mimpi.
Aku lihat kau tersenyum dalam tidur, tentu kau bermimpi tentangkukan, nak?
Aku mulai merasa perahu yang ku tumpangi sudah lama tak menepi,
selat yang kubayangkan kini menjadi samudra yang membelah bumi
jauh nak.
Bantulah aku untuk menepi,
selesaikan apa yang sudah kamu mulai, lalu datanglah kemarai,