Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Syaikh Nawawi Al-Bantani

Diperbarui: 12 September 2024   10:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Syaikh Nawawi al-Bantani(1813--1897) adalah seorang ulama besar asal Banten, Indonesia, yang dikenal secara luas di dunia Islam, khususnya di wilayah Nusantara dan Timur Tengah. Nama lengkapnya adalah "Nawawi bin Umar al-Bantani", dan ia sering dijuluki sebagai "Imam Nawawi al-Jawi" karena berasal dari Jawa (istilah "al-Jawi" digunakan di Timur Tengah untuk merujuk pada ulama dari kepulauan Melayu-Indonesia).

Latar Belakang dan Pendidikan,  Syaikh Nawawi lahir di Tanara, Serang, Banten, dan berasal dari keluarga ulama. Sejak kecil, ia mendapatkan pendidikan dasar agama dari ayahnya, seorang ulama lokal di Banten. Kemudian, pada usia remaja, Nawawi berangkat ke "Mekah" untuk melanjutkan pendidikan agamanya. Di Mekah, ia mempelajari berbagai cabang ilmu agama, seperti tafsir, hadits, fiqh, dan tasawuf, dari berbagai ulama terkemuka pada zamannya.

Karier dan Kontribusi, Setelah belajar di Mekah, Syaikh Nawawi menetap di sana dan menjadi guru besar. Ia dikenal sebagai seorang "mufassir (ahli tafsir Quran)", "muhaddits (ahli hadits)", dan "faqih (ahli fiqh)". Sebagai seorang ulama terkemuka, ia mengajar banyak murid dari berbagai negara, termasuk dari Nusantara, yang kemudian kembali ke tanah air mereka dan menyebarkan ajaran Islam. Di antara murid-muridnya, yang paling terkenal adalah "KH Hasyim Asy'ari", pendiri Nahdlatul Ulama (NU), salah satu organisasi Islam terbesar di Dunia.

Karya-karya Syaikh Nawawi al-Bantani, Syaikh Nawawi al-Bantani sangat produktif menulis kitab-kitab keagamaan. Ia menulis "lebih dari 100 karya" dalam berbagai disiplin ilmu Islam, termasuk tafsir, fiqh, tauhid, dan tasawuf. Beberapa karya pentingnya meliputi:

1. Tafsir al-Munir, Tafsir al-Quran yang dikenal dengan kedalaman penafsirannya.

2. Kasyifatus Saja, Kitab fiqh yang sangat terkenal di kalangan pesantren.

3. Syarah Sulam al-Taufiq, Kitab fiqh yang menjadi rujukan utama dalam mempelajari hukum Islam di banyak pesantren.

4. Tijan al-Darari,  Karya di bidang tauhid yang membahas ajaran ketuhanan secara mendalam.

Pemikiran dan Pengaruh, Syaikh Nawawi al-Bantani menggabungkan pemikiran "Ahlus Sunnah wal Jamaah" dengan pendekatan "tasawuf", sebuah tradisi mistisisme dalam Islam. Pemikirannya cenderung "moderat" dan "inklusif", sesuai dengan pendekatan yang dianut oleh para ulama di Nusantara, yang memungkinkan Islam berkembang dengan damai dan harmonis di Indonesia.

Syaikh Nawawi juga berperan dalam "mencetak ulama-ulama besar" yang kelak menyebarkan ajaran Islam di tanah air, sehingga ia disebut sebagai salah satu figur sentral dalam perkembangan Islam di Indonesia. Keberhasilan beliau dalam mengajar dan menghasilkan banyak karya menjadikan Mekah sebagai pusat pendidikan Islam bagi ulama Nusantara pada zamannya.

Warisan dan Pengaruh di Indonesia, Pengaruh Syaikh Nawawi di Indonesia sangat luas, terutama di kalangan pesantren. Banyak kitab-kitab karyanya yang dijadikan bahan ajar utama di pesantren tradisional di seluruh Nusantara. Pesantren-pesantren yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama, khususnya, sangat menghormati dan menggunakan karya-karya beliau sebagai rujukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline