Lihat ke Halaman Asli

Hikmah Risalah Logo Darkah Ya Ahlal Madinah di Hari Raya Idul Fitri di 1 Syawal 1444H

Diperbarui: 26 April 2023   09:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"https://Kompasiana.com/"

Hikmah Risalah Logo Darkah Ya Ahlal Madinah di Hari Raya Idul Fitri di 1 Syawal 144H.

Wali songo merupakan cikal bakal utama dari perkembangan islam ahlu sunnah wal jamaah di Indonesia, dengan cita rasa amaliyah tasawuf sufi yang kental dan santun. Telah menyentuh hati sanubari Pribumi di Indonesia, yang berkembang luas sehingga hampir di seantero nusantara tersebar diantaranya adalah di Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Filipina, thailand, pesisir Australia. 

Penekanan pada tata krama sopan santun anggang ungguh dan penerapan syariat secara santun begitu subur di hati bumi pertiwi, mendapatkan restu langit dan bumi di Nusantara. Dengan mengambil Imam dari empat madzhab masing-masing dari Imam Maliki RA, Imam Hanafi RA, Imam Hambali RA, Imam Syafi'i RA. 

Dizaman Rosulullah dikisahkan ada beberapa sahabat yang di perintahkan rihlah untuk menyebar ke seluruh penjuru dunia masing-masing  satu orang sahabat untuk mengecek bagaimana suara adzan dari kota makkah Madinah apakah suara nya nyampai disana?, wilayah-wilayah tersebut meliputi seluruh benua di dunia, para sahabat melakukan riset dan croscek keadaan, situasi, kebenaran, keberhasilan nya dalam mendengarkan suara adzan, dengan sedikit rihlah secukupnya setelah selesai, maka kembalilah para sahabat menghadap kepada Rasulullah SAW. untuk melaporkan hasil rihlah tersebut.

Wali Songo, merupakan ulama keturunan Rosulullah SAW. Dari keturunan Sayyidina Sayyidu Syahhid Husein ibnu Ali bin Abi Thollib RA. Cucu kanjeng nabi dari putra Sayyidah Fatimah Zahra RA. Seikh Almuhajir Illah Al Azmathkhan RA dari Tarim Yaman merupakan leluhur walisongo, dan Saddah Aly Baklawi merupakan keluarga dari Marga Wali Songo di Nusantara, yang mengambil islam ahlu sunnah wal jamaah serta bermadzhab dengan Imam Madzhab Empat. 

Berkat doa dan perjuangan para ulama muttaqin shiddiqin wa sholihin terdahulu, kita umat islam di indonesia bisa merasakan kebahagiaan beriman dan berislam dalam wadah ahlu sunnah wal jamaah. Yang santun dan ramah yang begitu mengena pas dan sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia di Nusantara ini. Budaya  amaliyah tradisi, baik itu lahiran, kematian, slametan, kenduri, syukuran, dengan bermunajat berdoa kepada Alloh SWT, bertawasul kepada para ulama auliya pendahulu kepada Rosulullah SAW untuk mendapatkan syafaat dilanjutkan dengan makan bersama merupakan wujud rasa syukur dan kebersamaan yang di lindungi oleh para walisongo. Yang alhamdulillah keberkahannya mampu memberikan kehidupan dan kebahagiaan yang terus lestari turun temurun hingga massa terkini.

Alhamdulillah di hari raya Idulfitri 1444H/2023M kali setelah kita berjuang dengan sekuat-kuatnya berpuasa selama bulan romadhon yang penuh berkah, rohmat, dan ampunan. Dihari ini 1 syawal 1444H/2023M dapat merayakan hari raya idulfitri dengan penuh kebahagiaan, kebersamaan, persaudaraan persahabatan dan kasih sayang dengan semua saudara-saudara kita semua dilingkungan terutama dengan orangtua dan kerabat serta tetangga terdekat. 

Barokah yang luar biasa yang diturunkan melalui ilmu-ilmu ulama dan auliya yang tercinta yang terdahulu yang di wariskan kepada muslimin muslimat kita semuanya.  Semoga berkah ampunan dan kemuliaan Alloh diberikan kepada beliau semuanya dari sisi Alloh SWT.

Darkah Ya Ahlal Madinah wa Ahlaha, merupakan sebuah Maha Karya luar biasa dari  Al-Habib Abu Bakar bin Abdurrahman Al-Haddad dari Kota Malang Jawa Timur, beliau belajar di Kota Tarim Yaman kepada segenap para Ulama dan Auliya ditanah mulia Tarim, bermula dari sini beliau terinspirasi dalam menyusun Darkah, darkah ini terinspirasi dari kisah Al-Imam Al-Habib Ali Al-Habsyi (Sohibul Maulid, pengarang Simtud Dhurar).  Kisah beliau petugas pengirim surat (pak posnya) meminta untuk membuat tanda, agar setiap ada kiriman barang atau surat tidak hilang kirimannya. Kemudian beliau membuat huruf 'Kha' disertai dengan Angka 110,  110 itu sendiri merupakan jumlah bobot nilai huruf hijaiyyah yang merangkai kata 'Ali' (Al-Imam Al-Habib Ali Al-Habsyi) dalam kitab Aqidatul Awwam (pada halaman terakhir ada rumusannya).

Adapun, penulisan kalimat "Darkah ya Ahlal Madinah" adalah inisiatif dari Habib Abu Bakar sendiri, yang diambil dari qosidah Habib Muhammad bin Idrus, yang banyak berisi tentang tawasul-tawasul dengan Ahlul Madinah (Rasulullah SAW beserta keluarganya dan sahabatnya).

Sementara, kalimat "Yaa Tarim Wa Ahlaha", yang merupakan tawassul kepada para shalihin dan lebih dari 10 ribu wali yang dimakamkan di Tarim yaitu pemakaman Zanbal, Fureidh, dan Akdar. Pekuburan Zanbal adalah pekuburan para wali dan sholihin, juga di pekuburan Zanbal terdapat Ashhabul Badr utusan Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq RA yang wafat di sana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline