Aku sangat bersyukur, berterima kasih padamu. Beruntungnya aku sebagai lelaki memiliki wanita sepertimu, terima kasih telah hadir, terima kasih atas segala kesabaran, terima kasih telah setia. Aku meyakinkan diri, bahwa cinta ini in syaa Allah bukan atas nafsu belaka, walau kadang datang rindu mencari jalan agar bisa terobati, sekedar mengirim pesan atau memastikan bahwa engkau sedang aktif di sosial media.
Aku bersyukur memilikimu, saat kita berkata ingin yang terbaik untuk satu sama lain, kita masih tidak bisa berbohong akan harapan ini, harapan agar kitalah yang terbaik untuk satu sama lain, bukan orang lain.
Alasanku bertanya tentang batasmu menunggu, itu karena aku takut kehilangan, bagaimana jika ada yang datang pada keluargamu dan keluargamu setuju? Sedangkan aku sedang berusaha demi mendapatkan kamu dengan mengobati diri ini?
Aku sedari dulu aku tak berterus terang karena memang tidak bisa melepaskan, aku belum siap engkau pergi. Hingga saat dosen itu menginginkanmu, aku bimbang dan menangis merelakan tanpa engkau tahu. Tapi semuanya berjalan di atas kehendak-Nya, aku masih memiliki harapan. Dan engkau benar-benar sepenuh ini menjaga hati dan setia. Aku berterima kasih, sangat-sangat berterima kasih.
Jika boleh meminta, aku mohon jangan engkau pergi, aku masih belum siap sendiri. Aku memang banyak diam, tapi tidak dengan hati ini, terima kasih berulang kali kuucap, terima kasih.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI