Lihat ke Halaman Asli

Aceh Nanggroe Kupi

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photobucket

Sejak saya kecil di Aceh, warung kopi seolah telah menjadi arena permainan saya di Aceh. Bahkan, ketika di SD pun sempat beberapa kali mengantarkan segelas kopi pancung kepada pelanggan di Warung Kopi yang ketika itu pernah di miliki oleh orang tua. Pengalaman yang tak terlupakan. Dan, kini, warung kopi semakin "mekar" di Aceh, di Kota Banda Aceh tepatnya. Jika beberapa tahun silam, warung kopi menempati 1 pintu ruko standar, kini bahkan lebih dahsyat lagi, ada warung kopi yang memiliki 3 s.d 4 pintu ruko sekaligus. Jebb Kupi (Minum Kopi), menjadi ritual keseharian masyarakat Aceh, cukup Kopi saja yang disediakan di sebuah warung, ramai juga pelanggan nya, apalagi jika ditambahi dengan penganan lainnya khas Aceh seperti (timphan, srikaya, mie Aceh, Cane), membludaklah pelanggan. Warung Kopi pun menjadi tempat pertemuan lintas generasi dan bahkan lintas bangsa ketika berkunjung ke Aceh.

Photobucket

Warung Kopi pun menjadi ajang talkshow berbagai obrolan, dari yang ringan dan biasa terjadi sekelas pemadaman PLN sampai yang berat-berat seperti DUGAAN KORUPSI di mana-mana. Tak ada Mall besar di Banda Aceh (yg kecil pun sebenarnya tak ada... hahaha). Bioskop pun hanya berupa pemutar VCD di rumah atau warung. Namun, warung kopi seolah mengobati semuanya. Sehari tak duduk minimal di 2-3 warung kopi, anda belum ke Aceh. Sehari tak duduk minimal 5 jam di warung kopi, jangan-jangan anda masih di Medan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline