Pada artikel ini membahas peran yang sangat transformatif dalam feminisme pada pelestarian lingkungan serta bagaimana perempuan dapat menjadi agen perubahan dalam konteks ini. Sebelumnya feminisme telah sangat lama berperan dalam memperjuangkan kesetaraan gender dan hak-hak perempuan, namun dalam beberapa dekade terakhir, telah muncul sebuah pemahaman yang lebih luas tentang keterkaitan antara perempuan dan lingkungan. Feminisme transformatif mengadopsi pendekatan yang melihat hubungan yang sangat kompleks anatar perempuan, alam dan sosial budaya.
Pada artikel ini menjelaskan bahwa perempuan di subjektifikasi memiliki peranan pengetahuan yang khas dan perspektif yang unik terhadap lingkungan, dari pengetahuan mengenai lingkungan tersebut pasti akan mengalami keterkaitan dengan lingkungan keluarga, pengelolaan sumber daya alam, dan pemeliharaan komunitas. Juga tidak terlepas pastinya perempuan terkena dampak negatif dari perubahan lingkungan, seperti perubahan iklim, polusi, dan kerusakan ekosistem. Pentingnya juga partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan terkait lingkunga.
Keterlibatan perempuan dalam perencanaan, pengelolaan, dan pemantauan kebijakan lingkungan dapat membawa perpspektif yang lebih inklusif dan mempertimbangkan aspek sosial yang pastinya seringkali juga terabaikan. Pada artikel ini juga menegaskan bahwasannya perempuan dimarginalkan memiliki potensi yang sangat besar sebagai agen perubahan dalam pelestarian lingkungan. Melalui pemberdayaan perempuan dan pengakuan terhadap pengetahuan dan peran mereka, kita dapat mencapai tujuan keberlanjutan dan keadilan lingkungan yang pastinya jauh lebih baik.
Pada akhir abad ke-21, telah timbul berbagai gerakan dengan kesadaran masyarakat yang menaruh perhatian terhadap keadaan lingkungan. Dengan begitu pastinya menjadi perhatian terhadap kesadaran untuk dapat menjaga bumi tempat tinggal manusia menjadi bersih, sehat, dan juga hijau secara alami. Tidak banyak yang menyadari bahwa perempuan pastinya menjadi kaitan erat dengan pembahasan lingkungan. Dari keterkaitan pembahasan lingkungan dengan peranan perempuan, di sisi lain juga perempuan terkait dengan pengelolaan lingkungan.
Yang dimana perempuan berkaitan erat atau bahkan dapat dikatakan selalu bergaul dengan akrab pada produk-produk yang berdampak pada limbah dan pencemaran lingkungan, walaupun disini perempuan sebenarnya dikategorikan sebagai pemakai. Misalnya pada limbah rumah tangga, juga pastinya perempuan tidak terlepas dari dampak pemakaian kosmetik dan limbahnya, misal juga pemakaian obat kimiawi baik makanan ataupun minuman kesehatan, pemakain produk fashion, termasuk juga suplemen untuk pembentukan tubuh yang langsing.
Semakin meluasnya pembahasan mengenai lingkungan juga pastinya tak terlepas dari ranah gender, sebuah gerakan peduli lingkungan yang disebut sebagai ekofeminisme. Isitilah ekofeminsme yaitu gabungan dari kata "ekologi" dengan "feminisme". Dapat dilihat bahwa sebagai sebuah ilmu, ekologi dalam pengertiannya yaitu pembahasan mengenai keterkaitan antara semua makhluk yang ada dibumi ini antara manusia, alam dan juga hewan. Ekofeminisme ini dikatakan sebagai sebuah gerakan yang tidak membatasi ruangnya hanya pada bidang akademis, tetapi juga sebagai suatu tempat bagi perempuan untuk dapat memandang serta merumuskan visi tentang kehidupan.
Dalam pandangan ekofeminisme mengenai kehancuran dan juga kerusakan pada bumi itu sangat erat kaitannya dengan dominasi kepada alam dan juga dominasi terhadap perempuan. Dalam perspektif ekologis, kelompok feminis hendak mengajak kita untuk dapat mengetahui existensi kita sebagai manusia.
Dengan harus menyadari bahwa kita sebagai manusia harus dapat memberdayakan mahkluk lain, sebab kita hidup dalam ruang yang sama yaitu dibumi ini. Juga menjadi penting dalam menghidupkan nilai-nlai tradisional kita sebagai manusia, seperti kepedulian, menjaga hubungan persahabatan, dan tetap pastinya berusaha mengedepankan sebuah keharmonisan dengan relasi yang baik kepada sesama manusia maupun dengan alam.
Jika dilihat dari kriss ekologi yang terjadi pada sekarang ini tentu dapat direduksi jika ingin melihat kembali peran perempuan serta memaksimalkannya. Berbicara mengenai ketidakadilan yang diterima oleh perempuan yaitu ditandai dengan adanya pengertian mengenai ketidakadilan yang dilakukan oleh manusia atas non manusia atau yang disebut alam, karenanya perempuan dikaitkan dengan alam. Dalam pandangan konseptuan, linguistik, ataupun simbolik yang pada dasarnya pasti terdapat keterkaitan antara pembahasan feminisme dengan pembahasan ekologis.
Akibat dari efek gas rumah kaca yang menyebabkan terjadinya pemanasan global serta juga becana banjir yang diakibatkan hutan gundul, dan juga polusi udara akibat asap pabrik atau kendaraan bermotor yang lebih banyak dilakukan oleh laki-laki atau manusia ataupun para manusia yang lebih cenderung mengabaikan pada sisi feminitasnya yang penuh belas kasih. Tidak terlepas juga dari aturan pemerintah yang terkadang seingkali memberikan nomor dua untuk kepenting bagi kaum perempuan ataupun juga kepentingan keseimbangan hidup. Yang diamana seperti yang kita ketahui, bahwa pastinya yang akan didahului adalah pada aspek ekonomi tanpa memperdulikan kondisi lingkungan terlebih dahulu.
Dalam rangka upaya penyelamatan lingkungan tersebut, pada pandangan ekofeminis yaitu dengan cara dapat menggalakkan kembali sifat-sifat perempuan yang begitu perempuan akan dapat bersuara dalam penyelamatan lingkungan. Upaya ekofeminisme bukan hanya sekedar terkait dengan aksi penanaman lingkungan pohon saja, akan tetapi juga pantulan cerminan dari segala kegiatan perawatan lingkungan, anak, suami, keluarga, dan juga terhadap tetangga dan lain-lain.