Tim nasional spanyol digadang-gadang bakal berbicara banyak di Piala Dunia 2022 kali ini, Alasannya karena Squad La Furia Roja memulai laga perdananya dengan melibas Costa Rica dengan skor 7-0, namun semenjak itu performa mereka terus merosot dan kini gagal melaju ke partai perempat final.
Generasi baru yang menjajikan, Tim Nasional Spanyol tergabung dalam Group E bersama Costa Rica, Jepang, Dan Jerman. Pada piala dunia kali ini Squad La Furia Roja tampil dengan squad generasi baru dengan diperkuat oleh pemain muda, Saat itu Luis Enrique banyak memanggil nama-nama baru yang debutan piala dunia. Tercatat hanya ada 6 pemain yang berpengalaman yang tersisa di Squad La Furia Roja mulai dari Sergio Busquets, Jordi Alba, Dani Carvajal, Marco Asensio, sampai Cesar Azpilicueta bahkan Enrique membuat keputusan aneh tidak membawa pemain-pemain yang berpengalaman mereka termasuk De Gea, Sergio Ramos, Thiago Alcantara. Selain itu Enrique juga mendapat kritikan karena terlalu banyak membawa pemain Barcelona sebagai contoh ada Ferran Torres yang dimusim ini sedang dalam performa yang cukup buruk padahal masih banyak pemain yang dianggap lebih baik untuk mengisi posisi tersebut. Namun mantan pelatih Barcelona ini berpendapat kalau pemain yang dibawa ke Qatar merupakan pemain yang terbaik, ternyata omongan Enrique itu bisa dibuktikan dalam laga perdanya melawan Costa Rica dengan skor 7-0 sejak itu pelatih 52 Tahun ini senang dengan performanya. Luis enrique bilang kalau squad mudanya mempertontonkan sepak bola yang luar biasa, diapun yakin Squad La Furia Roja akan menjuarai piala dunia 2022.
Kurang tampil konsisten, walaupun bermain dengan performa gemilang spanyol tidak bisa melanjutkannya pada pertandingan berikutnya, saat itu ia harus menelan 2 hasil yang negatif. Pertama squad La Furia Roja berhasil ditahan imbang oleh Jerman dengan skor 1-1 sebenarnya spanyol sempat unggul lebih dulu lewat Gol Dani Alvaro Morata pada menit ke-62, namun squad Der Panzer mampu bangkit dengan mencetak gol penyama lewat Niclas Fullkrug pada menit ke-83. Setelah ditahan imbang Luis Enrique mengaku kecewa dengan Squadnya pasalnya dia melihat kalau anak asuhnya belum mampu untuk mengendalikan pertandingan, walaupun begitu Luis Enrique tetap bersyukur dan akan fokus untuk laga pamungkas mengahadapi Jepang. Alih-alih memperbaiki kesalahan mereka justru ditaklukan dengan skor 2-1, beruntung kekalahan ini tidak membuat squad La Furia Roja tersingkir dari Fase Group, pasalnya mereka unggul agregat gol atas Jerman yang sama-sama mengemas 4 poin. Di laga ini juga Enrique mengaku kecewa dengan keputusan sang wasit, menurutnya kalau gol Jepang oleh Ao Tanaka masih jadi perdebatan, pasalnya sebelum gol itu terjadi, bola sudah seperti melewati garis keluar, akan tetapi wasit tetap mengesahkan gol tersebut setelah mengecek tanyangan ulang lewat Var, atas kekalahan itu Enrique mengaku marah dengan wasit yang memimpin laga tersebut, pasalnya dia menganggap kalau Victor Gomez terlalu lama dalam mengambil keputusan, selain itu Enrique juga memuji Jepang yang memang layak menang pada pertandingan tersebut .
Persiapan yang matang, setelah gagal tampil konsisten di fase group Luis Enrique mempersiapkan babak 16-besar dengan sangat matang, Saat itu Enrique memberikan porsi latihan khusu kepada para pemainnya, mantan pelatih Barcelona ini meminta anak asuhnya untuk mengasah tendangan penalti, Gak tanggung-tanggung Enrique meminta mereka untuk melakukan 1000 tendangan pinalti, Ia mengintruksikan hal tersebut karena pengalaman buruk spanyol di Euro yang lalu, saat itu di final piala Euro mereka tersingkir dikalahkan oleh Tim Nasional Italy, dalam wawancaranya Enrique mengatakan kalau kekalahan tersebut sangatlah menyakitkan, oleh karena itu para pemain diharapkan untuk gak punya rasa penyesalan yang mendalam, selain punya pengalaman yang buruk Enrique juga mengintruksikan hal itu agar pemain lebih terbiasa, Ia menilai kalau para pemain punya rasa tegang luar biasa saat menjalani sesi adu penalti, bahkan menurut Enrique ada banyak pemain bintang yang gagal mengeksekusi pinalti di piala dunia kali ini seperti contohnya ada Lionel Messi dan Robert Lewandowski di negaranya masing-masing, saat itu Messi gagal mengeksekusi pinalti di Laga terakhir babak penyisihan Group C, La Pulga sendiri kesal karena gagal menjalankan tugasnya tersebut beruntung hal ini tidak membuat Argentina menelan kekalahan sebab pada laga itu Squad Albicelestes mengakhiri laga dengan kemenangan 2 gol tanpa balas, sedangkan Robert Lewandowski gagal mengeksekusi pinalti di laga menghadapi Mexico, akibatnya polandia gagal meraih 3 poin dengan ditahan imbang dengan Mexico dengan skor 0-0.
Dipastikan gagal lolos, walaupun sudah melakukan latihan menendang 1000 pinalti, tapi itu tidak menjamin spanyol meraih kemenangan di babak 16-besar pada laga itu squad La Furia Roja takluk atas Maroko lewat drama adu pinalti, hingga penendang spanyol Pablo Sarabia, Carlos Soler, Dan Sergio Busquets gagal menjalankan tugasnya dengan baik, sedangkan maroko Cuma gagal mengeksekusi 1 pinalti saja, saat itu sepakan Badr Benoun berhasil ditepis dengan baik oleh Unai Simon, dengan kegagalan ini membuat spanyol harus angkat koper lebih cepat dari perlehatan piala dunia, sementara itu keberhasilan maroko untuk lolos gak terlepas dari peran sang kiper yakni Yassine Bounou, kiper dari sevilla adalah kiper afrika pertama yang menepis 2 pinalti dalam 1 pertandingan, atas performa gemilang itu membuat dia dinobatkan sebagai Man of the match, Bounou mengaku kalau ini merupakan malam yang luar biasa baginya.
Usai ditekuk oleh tim Kuda Hitam Maroko, Luis Enrique pun turut menyampaikan pendapatnya, Dia bilang kalau dirinya bakal bertanggung jawab dengan kegagalan tersebut, saat itu Luis Enrique memuji performa dari Yassine Bounou yang dianggap tampil luar biasa, sementera itu ia juga meyayangkan penampilan anak asuhnya yang kerap membuang peluang, disisi lain kekalahan ini juga membuat masa depan Enrique di Timnas Spanyol patut dipertanyakan, dia juga belum memustuskan apakah dirinya melanjutkah kiprahnya di Squad La Furia Roja atau mundur.
Lanjutkan kutukan, kekalahan ini membuat spanyol menambah catatan buruknya di piala dunia, yakni menjadi tim yang selalu gagal penalti dalam edisi piala dunia terakhir, sebelumnya spayol pernah tersingkir di babak perempatfinal di piala dunia 1986, saat itu squad La furia roja berhasil disingkirkan oleh Tim Nasional Belgia, berikutnya di piala dunia 2002 spanyol lagi-lagi disingkirkan oleh korea di babak perempat final, padahal di lagan sebelumnya mereka sukses mensingkirkan republik Irlandia, terakhir di piala dunia 2018 spanyol juga berhasil dikalahkan oleh rusia di babak 16-besar, tercatat dari 5 pertandingan yang sudah dijalani Squad La furia roja Cuma memenangkan 1 laga saja, yakni saat megalahkan Irlandia di babak 16-besar piala dunia 2002 yang lalu, dengan begitu wajar kalau spanyol gugur dari tim kuda hitam yakni Maroko.
Putuskan Mundur, Keputusan Enrique mundur dari timnas Spanyol dikonfirmasi langsung oleh RFEF selaku induk sepak bola Spanyol. Mereka mengonfirmasi bahwa setelah berdiskusi dengan Luis Rubiales (Presiden RFEF) dan Jose Francisco Molina (Direktur Olahraga RFEF) mereka memutuskan untuk menyelesaikan masa bakti sang manajer. RFEF berterima kasih atas apa yang telah dibangun Enrique di timnas Spanyol dan mereka akan mencari manajer baru yang bisa melanjutkan proyek Enrique di skuat La Furia Roja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H