Lihat ke Halaman Asli

M TriWildan

Mahasiswa Hukum Tata Negara UIN Khas Jember

Puisi: Sajak Samar

Diperbarui: 1 Januari 2023   23:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sajak samar, merupakan puisi yang saya buat dikala saya yang sedang sendiri, lalu sesekali memandangi layar HP saya yang penuh goresan. Saya melihat banyak berita-berita dalam negeri yang membuat saya heran.

 Sekilas setelah melihat-lihat berita dari sosmed, memori pikiran saya jadi bertraveling tentang seorang pengukir wajah Indonesia saat ini. Dimana mereka banyak mengukir dengan pahatan-pahatan keringat, goresan-goreaan darah, disitu feel untuk mengolah kata itu tumbuh dan jadilah sajak samar. 

Tentu, sajak samar bukanlah sebuah karya dari saya yang istimewa, masih banyak kata-kata atau sebuah tatanan yang kurang pas. Namun menurut saya, puisi ini dapat memberikan sebuah prespektif yang sangat multimakna atau multitafsir saat membacanya. Saya rasa, saya dapat menerima berbagai sudut pandang apapun tentang bagaimana banyak orang mengartikan, menilai dan mengapresiasi sebuah susunan kata dari bait-bait puisi sajak samar, begitulah karya seni yang selalu bisa di perdebatkan atau di bincangkan. 

Jadi silahkan membaca, memaknai, ataupun menilai dari sudut pandang manapun. 

Berikut puisi Sajak Samar:

Sajak Samar

Oleh: M. Tri Wildan

Jika dulu banyak pengagum sastrawan-sastrawan romantik

Kini penempuh strata satu banyak gemar musik klasik

Jejak reparasi melambai raut wajah rantai sosial baru

Gelap tiada penerangan dari candra yang seperti di oles sinar kalbu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline