Lihat ke Halaman Asli

Trimanto B. Ngaderi

Penulis Lepas

Kuasa Ramalan: Jatuhnya Konstantinopel

Diperbarui: 14 Oktober 2019   12:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ramalan" Rasulullah saw Ketika Sedang Menggali Parit

Ketika seseorang dalam kondisi terjepit, lelah, bahkan putus asa;tiba-tiba saja ia bisa melontarkan suatu pertanyaan aneh, mengagetkan, dan tak dinyana. Pertanyaan spontan yang keluar dari seorang sahabat Nabi ketika sedang menggali parit di sekeliling kota Madinah. Pertanyaan ini tidak saja membuat orang-orang menjadi kaget, bahkan tidak sedikit yang menertawakannya (terutama orang-orang Yahudi).

Membuat parit?

Ya, penduduk Madinah sedang membuat parit mengelilingi kota. Mereka mendapat kabar sebentar lagi Madinah akan diserang oleh aliansi dari kaum Yahudi Bani Nadhir-Quraizhah, kaum Quraisy, dan Bani Qathafan. Pembuatan parit ini atas saran dari sahabat Nabi, Salman al Farisi dari Persia. Parit yang dibuat lebar 5 m dan kedalaman 3 m. dibuat segitu, agar kuda tidak bisa melompat ke seberang. Sedangkan tanah hasil galian, bisa dipakai untuk bersembunyi sembari melemparkan anak panah ke pihak musuh.

Membuat parit di Indonesia tentu lebih mudah. Berbeda dengan di negeri Arab, menggali pasir ditambah batu-batu pegunungan sangatlah tidak mudah. Perlu usaha keras,kesabaran, ketelatenan, sekaligus motivasi keimanan. Apalagi waktu yang tersedia hanya sedikit. Sampai-sampai para penggali tidak sempat istirahat atau memenuhi kebutuhan pribadi. Terbukti,tidak sedikit warga Madinah yang mundur atau menyerah, minta izin kepada Rasulullah dengan berbagai alasan.

"Mana yang terlebih dahulu kita taklukkan, Roma atau Konstantinopel, ya Rasulullah?" tiba-tiba seorang sahabat nyeletuk.

Orang-orang yang sedang bekerja dalam kondisi lelah dan nyaris putus asa mendadak menghentikan aktivitasnya. Mereka merasa kaget, heran, bercampur geli. Kok ada orang yang melontarkan pertanyaan semacam itu pada situasi darurat seperti ini. Beberapa orang yang penasaran segera mendekat ke tempat Rasulullah berada untuk mengetahui apa jawaban dari Rasulullah.

Rasulullah sendiri tampak diam sesaat mendapat pertanyaan tersebut, dan sejurus kemudian berkata, "Yang akan kita taklukkan terlebih dahulu adalah Konstantinopel. Sebaik-baik panglima perang adalah panglima saat itu, sebaik-baik pasukan juga pasukan saat itu" jawab Rasulullah dengan ekspresi yakin.

Orang-orang yang beriman langsung percaya, merasa bergembira,dan bertambah semangat. Sebagian lagi ada yang meragukan, sebagian lain tidak percaya. Bahkan, orang-orang Yahudi yang mendengar jawaban Nabi saw tertawa terbahak-bahak. Tidak hanya itu, mereka menuduh Rasulullah telah gila.

Secara logika, tuduhan Yahudi itu bisa dimaklumi. Sebab, orang-orang Arab pada waktu belum ada yang pernah pergi ke Konstantinopel, yang jaraknya sangat jauh dari Madinah, bisa perjalanan berbulan-bulan lamanya. Lebih dari itu, Konstantinopel adalah negara adidaya yang mustahil untuk dikalahkan.

Tapi, ketika pernyataan itu keluar dari lisan seorang Nabi, bagi orang yang beriman tentu akan mempercayainya. Karena pada hakikatnya, hal itu datang dari Allah Tuhan yang Mahatahu tentang masa depan. Muhammad hanya sebagai perpanjangan "lidah" Sang Khalik. Ia tidak mungkin hanya mengira-ngira, menduga-duga, berkhayal, apalagi meramal. Ia bukanlah seorang peramal, dukun, ahli nujum, tukang sihir, atau apalah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline