Lihat ke Halaman Asli

Trimanto B. Ngaderi

Penulis Lepas

Jangan Bangga Karena Punya Uang

Diperbarui: 11 Juni 2019   17:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Jakarta.tribunnews.com 

Uang merupakan alat tukar yang lazim digunakan di berbagai negara saat ini. Uang dapat berupa uang kertas maupun uang logam, tapi biasanya uang kertas lebih banyak jumlahnya daripada uang logam. 

Uang sebagai alat pembayaran yang sah dalam transaksi jual-beli maupun transaksi lainnya. Setiap negara memiliki mata uang tersendiri, walaupun ada beberapa negara yang memiliki mata uang yang sama. Seperti mata uang Dollar yang sudah mendunia dan digunakan oleh masyarakat global. Bahkan, benua Eropa kini memiliki mata uang tunggal yaitu Euro.

Uang memiliki tiga nilai, yaitu nilai intrinsik, nilai nominal, dan nilai riil. Nilai instrinsik uang biasanya (jauh) lebih kecil daripada nilai nominal. Nilai instrinsik uang Rp 10.000,- dengan nilai intrinsik uang Rp 100.000,- tidaklah jauh berbeda, karena sama-sama terbuat dari kertas, hanya nilai nominalnya saja yang berbeda.


Uang Dinar dan Dirham
Dinar adalah koin emas 22 karat dengan berat 4,25 gr, sedangkan dirham adalah koin perak murni dengan berat 2,975 gr. Mata uang ini pernah digunakan pada zaman khulafaur rasyidin (Umar ra). Beberapa kelebihan dinar dan dirham di antaranya: 1) tidak terkena inflasi, nilainya tetap; 2) nilai intrinsik sama dengan nilai ekstrinsik; 3) bersifat likuid (cair), mudah ditukar/dijual; 4) merupakan mata uang yang sesungguhnya sehingga tahan terhadap krisis moneter atau masalah ekonomi lainnya.

Sedangkan uang kertas rentan terhadap inflasi. Uang Rp 10 juta sekarang dengan uang Rp 10 juta lima tahun lagi, tentu nilainya tidak sama (akan turun). Uang kertas juga disebut sebagai uang hampa (flat money) dalam arti hanya sebuah kertas-kertas yang sebenarnya tak berharga.

Uang kertas jika dibelah menjadi dua, maka uang itu tidak berlaku lagi. Berbeda dengan dinar dan dirham, walau dibelah menjadi dua, masih tetap bernilai dan dapat digunakan. Uang kertas jika dibakar, sebanyak apapun, maka juga tidak ada gunanya lagi. 

Sedangkan dinar dan dirham jika dibakar, maka koin tidak rusak dan nilainya tetap. Uang keluaran zaman kemerdekaan tidak akan berlaku di zaman sekarang ini. Sedangkan dinar dan dirham tetap berlaku dari zaman dahulu kala hingga kapan pun. Kalau demikian kondisi uang kertas, mengapa kita masih bangga memiliki uang banyak?...

Uang Sebagai Sarana, Bukan Tujuan

Uang hanyalah sebagai alat tukar atau alat pembayaran. Uang memudahkan kita dalam melakukan transaksi jual-beli maupun transaksi lainnya (sewa, hutang, gadai, dll). Uang membantu kehidupan kita dalam memenuhi berbagai kebutuhan sehari-hari.

Uang bukanlah tujuan (hidup), maka tidak sepatutnya kita meghalalkan segala cara untuk mendapatkannya, bahkan memperlakukan uang laksana Tuhan hingga kita "menyembah"-nya. Uang bisa memberi kemudahan kepada kita, tapi juga bisa menjerumuskan kita. Hubungan keluarga dan hubungan saudara bisa terjalin dengan baik karena cukupnya uang. Tapi uang juga bisa membuat putusnya tali silaturrhami, saling membenci, bahkan saling membunuh.

Bagi yang menganggap uang adalah segala-galanya, ia rela melakukan berbagai cara untuk mendapatkan sebanyak-banyaknya. Entah dengan cara mencuri, korupsi, menipu, memanipulasi,dan bentuk kejahatan lainnya. Ia rela menggadaikan harga diri,kehormatan, nama baik, untuk ditukar dengan lembaran-lembaran uang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline