Lihat ke Halaman Asli

Trimanto B. Ngaderi

Penulis Lepas

Ibu-ibu PKH Menjadi Peserta Karnaval Terbanyak

Diperbarui: 15 September 2017   14:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu-ibu PKH Menjadi Peserta Karnaval Terbanyak

Oleh: Trimanto B. Ngaderi*)

Dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-72, ibu-ibu penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali ikut berpartisipasi menjadi peserta karnaval yang diselenggarakan pada Sabtu, 19 Agustus 2017 jam 09.00 WIB di lapangan Titang. Mereka menjadi peserta karnaval terbanyak untuk kategori umum, yaitu sekitar 250 orang. Belum lagi mereka rata-rata membawa serta anak-anak mereka satu hingga dua orang.

Untuk mendukung acara ini, Pendamping PKH Kecamatan Simo sengaja menyiapkan 200 paket snack yang dibagikan kepada para peserta karnaval. Dana untuk membeli snack diambilkan dari Biaya Operasional (BOP) Triwulan II Tahun 2017, yang alokasi dananya memang untuk konsumsi. Tapi sayang sekali, snack tersebut tidaklah mencukupi, karena peminatnya melebihi dari perkiraan. Akhirnya, pendamping mensiasati dengan membelikan beberapa bungkus permen untuk dibagikan.Walau rutenya cukup pendek, hanya sekitar satu kilometer, namun acara karnaval berlangsung sangat lama, yaitu dari jam 9 pagi hingga jam tiga sore, jadi sekitar 6 jam. Hal ini disebabkan karena peserta dari anak sekolah sangat banyak. Ada yang satu sekolah mengirimkan rombongan hingga 750 orang. Maklum, Kecamatan Simo telah lama dikenal sebagai kota pelajar karena banyaknya sekolah yang ada di sini, baik sekolah negeri terlebih sekolah swasta.

Dibanding tahun-tahun sebelumnya, pesta karnaval tahun ini memang cukup meriah. Selain peserta yang cukup banyak, penontonnya juga diperkirakan mencapai 20.000 orang, hingga harian Suara Merdeka di Semarang memuat berita untuk acara ini. Dari segi kreativitas juga mengalami kemajuan dan peningkatan, seperti tren memakai kostum ala burung merak seperti halnya pada Jember Art Festival atau Solo Batik Carnaval, juga pakaian adat ala Papua, pakaian berbahan barang-barang bekas, dan lain-lain.

Meskipun berlangsung hampir seharian dan sangat melelahkan, namun banyak peserta PKH yang mengaku merasa senang. Ada yang sebelumnya belum pernah ikut karnaval, biasanya hanya menonton atau mengantar anak saja. Ada yang senang karena bisa bertemu dan berkenalan dengan peserta PKH dari desa lain. ada pula yang gembira karena bisa melihat berbagai kreativitas dan atraksi selama karnaval berlangsung.

Akan tetapi di sisi lain, ada pula yang mengeluh karena capek dan panas. Maklum, lagi musim kemarau, jadi cuacanya amatlah panas dan terik. Belum lagi bagi mereka yang membawa serta anak-anak mereka, bahkan ada yang masih balita dan mesti menggendong. Sehingga sebagian ada yang meminta pamit untuk pulang duluan, dan ada pula yang keluar dari barisan secara diam-diam dan pulang.

Kondisi demikian yang diuntungkan adalah para pedagang, terutama pedagang es. Berbagai macam es dan minuman dingin laris manis. Sebagian lagi memanfaatkan momen seperti ini untuk mencari keuntungan yang besar dengan cara menaikkan harga.

Akhirnya, dirgahayu HUT Kemerdekaan RI ke-72.

*) Pendamping PKH Kec. Simo, Boyolali

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline