Lihat ke Halaman Asli

Trimanto B. Ngaderi

Penulis Lepas

Titik Temu dan Titik Tengkar Agama Ibrahimi

Diperbarui: 27 Juli 2015   14:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

TITIK TEMU DAN TITIK TENGKAR AGAMA IBRAHIMI

Oleh: Trimanto B. Ngaderi

 

 

Agama-agama samawi (diturunkan dari langit) yaitu Yahudi, Nasrani, dan Islam sering disebut juga sebagai agama Ibrahimi; karena memang bermuara pada millah Nabi Ibrahim as, yaitu ajaran tauhid, mengesakan Tuhan (monoteisme). Ibrahim disebut juga sebagai bapaknya para nabi, karena dari anak keturunan beliau, lahirlah berpuluh-puluh nabi/rasul. Dari jalur Ishaq melahirkan Musa (pembawa risalah Yahudi) dan Isa (pembawa risalah Nasrani), dan dari jalur Ismail lahirlah Muhammad saw (pembawa risalah Islam).

Oleh karena berasal dari satu muara, tentu di antara ketiga agama tersebut memiliki banyak persamaan (titik temu). Di antara titik temu adalah konsep keesaan Tuhan, khitan, larangan khamr, puasa, berbakti kepada orang tua, mengasihi sesama dan seterusnya. Titik temu antara Yahudi dengan Islam lebih besar daripada antara Nasrani dengan Islam. Dengan kata lain, ajaran Islam cenderung lebih dekat kepada Yahudi daripada kepada Nasrani.

Sedangkan titik tengkarnya, terlebih antara Islam dengan Nasrani adalah mengenai konsep ketuhanan. Dalam agama Nasrani menganut konsep Trinitras, satu Tuhan dalam tiga wujud (oknum), yaitu Allah, Roh Kudus, dan Yesus. Yesus sendiri diyakini sebagai ‘anak’ Tuhan sekaligus Tuhan itu sendiri. Di dalam sejarah Yahudi ada juga keyakinan adanya anak Tuhan (Uzair), tapi tidak sebegitu kentara dan kuat seperti dalam keyakinan Nasrani.

Islam menilai bahwa ajaran Trinitas bertentangan dengan ajaran Isa as (Yesus) sendiri, demikian halnya yang tertera di dalam Alkitab. Termasuk tidak sesuai dengan risalah Ibrahim yang membawa pesan monoteisme (keesaan Tuhan). Terlebih lagi, orang Nasrani tidak mengakui kenabian dan kerasulan Muhammad saw; sedangkan Islam mempercayai Isa as sebagai salah satu nabi/rasul Allah swt dengan kitabnya Injil.

Titik tentang itu mencapai puncaknya ketika terjadi Perang Salib selama ratusan tahun, perang yang amat panjang dan melelahkan. Walau disebut perang, namun dampak positifnya juga tidak sedikit, di antaranya bertemunya Islam dan Kristen secara langsung, kontak antara Barat dan Timur, dan terjadinya pertukaran budaya serta ilmu pengetahuan di antara kedua peradaban.

 

Menuju Perdamaian Dunia

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline