Lihat ke Halaman Asli

Teror Atas Pejabat Korup Berlanjut

Diperbarui: 23 Oktober 2015   08:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Ahaha, cieee yang seneng para pejabat korup diteror.

Hmmm....

Jadi begini, marah gak sih kita semua melihat para pejabat itu nyolong duit rakyat? Welehh, kalo saya mah marah tingkat dewa. Coba banyangin kalo misal para pejabat gak korup pasti saya sudah kuliah sekarang. Karena anggaran negara pas pasan buat beasiswa maka saya nggak kecantol ikut program beasiswa pemerintah dong, dan menyebabkan saya jadi malasan belajar buat ujian seleksi masuk UGM. Hasilnya? Tau sendiri lah..

Itu mah karena awak dari sononya males ya? Cari cari alasan doang :D

 

Jadi para pejabat korup itu sebenarnya sedang diteror lho broo.. Ssst, ini postingan serius tapi dibuat nylekethe (yang orang Jawa pasti tau bacanya gimana) biar intel intel bayaran ngga lanjut baca setelah baca paragraf pertama tadi. Dikira main main.. Terornya itu sudah masuk ke tahap yang paling parah broo, dampai tahap yang tidak bisa dibayangkan. Kalau kata Paus di Vatikan saat menyurati Raja Inggris tentang kejahatan Ksatria Templar, "sampai pada tahap yang tidak kuasa untuk dikatakan."

Lalu seperti apakah teror itu?

Terornya bermula saat seorang pejabat di salah satu sektor pemerintah bidang logistik negara dimata matai oleh sekelompok orang yang menamai diri mereka 'Pembela Rakyat Air'. PRA? Ya singkatannya begitu juga boleh. Tapi mereka menamai identitas diri mereka dengan Robin Hood 1, 2, 3, dst.

Ah ngacoo, itu mah bocoran novelku.... Waaaaaa

Ok, masuk ketahap pembahasan serius broo.. Jadi para pejabat korup itu gelisah tiap hari. Tiap jam. Tiap menit. Tiap detik. Tiap mata mereka berkedip. Lhooo, mengapa? ya karena mereka korup itu. Mereka dikejar kejar atas dosa yang mereka tumpuk tumpuk tiap hari sampai jadi daki di kulit mereka. Hiiii, menzizikkan ya?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline