Lihat ke Halaman Asli

Pentingnya Memverifikasi Sebuah Berita Kematian

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sekedar catatan bagi semua orang.

Hai ini saya mendengar kabar bahwa teman saya Agus Sepriyanto meninggal (akun Facebook: https://www.facebook.com/foldver/ ) . Semua orang heboh. Disebabkan karena informasi yang datang secara mendadak dan trauma oleh pengalaman akan tema informasi yang sama tetapi setelah diverifikasi ternyata bohong atau hoax. Lalu beberapa orang mencoba memverifikasi berita tersebut melalui kontak kontak yang ada dan sumber sumber yang dapat dipercaya.

Sumber informasi kemudian tertuju kepada dua orang yang mempunyai hubungan sejarah dengan almarhum. Setelah diteliti, kedua sumber tersebut mengatakan hal yang sama walaupun keduanya tidak saling kenal bahkan tidak pernah bertemu. Informasinya konsisten. Maka disimpulkan bahwa Almarhum memang benar benar telah meninggal.

Mengapa saya tulis ini?

Pada saat proses verifikasi dilakukan beberapa dari kami mencoba menghubungi sebuah kontak telepon dengan nama depan sama seperti nama Almarhum. Kami mendapatkan kesan bahwa Almarhum tidak meninggal karena pemilik kontak sendiri yang mengangkat telepon dan percakapan terjadi sebagaimana mestinya. Namun disaat akhir ternyata kontak tersebut milik orang dengan nama depan sama tetpi dengan domisili dan nama belakang berbeda.

Saran saya bagi Kompasianer :

1. Dalam memverifikasi berita sebaiknya pasikan objek berita benar benar anda kuasai. (Mendapatkan informasi rinci)

2. Pastikan sumber berita tidak saling berhubungan dalam waktu dekat.

3. Pastikan berita konsisten.

Salam Kompasianer...

Kritik saran yang membangun.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline