Lihat ke Halaman Asli

Pengemis Malam

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Badai warna hanya kuku serigala, di mata,seperti tangis laba-laba

Menjaring gelombang dan karang di perutmu

Memuntahkan sepi ke sudut-sudut mimpi

Hingga berlabuh sauh dan jauh

Rahang mungilmu mulai retak, menahan kemarau

Hanya waktu yang tertelan ketika dahaga

Pagi gersang, malam terbakar

Di atas potongan kardus, kau berbungkus

Temaram lampu berpijar setengah bulan

Samar kelam kulit keras matahari

Atau lidah api bermain di pori-pori

Melahirkan candu mimpi di sela dengkuranmu

Malam terbelah setengah, seperempat, sepertiga

Menyisakan doa-doa tembaga di tiang-tiang listrik

Sementara waktu subuh, adalah sengat kalajengking

Meracuni mimpi, saat tuan toko membuka pintu

Kaki-kaki renta bertanah beralas darah

Setengah terbuka mata melangkah

Mencari muara semua luka,

Di pinggir jalan dan kaleng-kaleng kecil jelaga gemanya

Sawangan, 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline