Lihat ke Halaman Asli

2.000 Ton Rotan Menumpuk di Sulteng

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Palu-Ketua umum Asosiasi Pengusaha Rotan Indonesia (APRI), Sabar Nagarimba, Selasa(8/2) menyebutkan sekitar dua ribu ton rotan di Sulawesi Tengah (Sulteng) menumpuk. Hal itu mengemuka dalam pertemuan konsolidasi organisasi dan mendengarkan keluhan dari para anggota APRI di daerah-daerah.

“Hal ini terjadi dikarenakan kebutuhan dalam negeri menurun dan ekspor yang kerabkali mengalami berbagai hambatan,”ujarnya.

Ia menambahkan kondisi demikian juga terjadi di daerah lain, untuk kawasan se-sulawesi hampir dua hingga tiga ribu ton juga menumpuk. Olehnya APRI mengharapkan agar pemerintah untuk memperhatikan kondisi yang dialami oleh penghasil rotan di daerah-daerah.

Sabar Nagarimba, menilai pemerintah yang selama ini mengeluarkan kebijakan atau regulasi terkait tata niaga rotan mesti secara serius memperhatikan kondisi yang ada dilapangan utamanya di daerah-daerah penghasil rotan.

”Kami mengharapkan ketentuan pemerintah yang memproteksi industri hilir dalam negeri jangan sampai mematikan industry hulu. Kami mendukung hal itu tapi sekaligus meminta agar pengambil kebijakan mendengar dan melibatkan daerah penghasil rotan dalam menetapkan sebuah kebijakan,”pinta Sabar Nagarimba.

Indonesia sebagai penghasil rotan terbesar di dunia setiap tahunnya mendapatkan kuota ekspor sebesar 36 ribu ton sebagaimana yang ditetapkan dalam Permendagri Nomor 36 tahun 2009 sementara itu terdapat sekitar enam ratus ribu ton rotan lestari yang belum mampu terserap.

“Tidak semua jenis dan ukuran dapat diserap oleh industri dalam negeri sementara terdapat jenis dan ukuran rotan yang lainnya yang juga bisa dimanfaatkan ataupun di ekspor namun lagi-lagi terkendala oleh peraturan yang ada,”ungkapnya.

Tak hanya itu, APRI juga menolak jika dikatakan mereka mengekspor rotan mentah, yang diekspor merupakan rotan olahan karena sebelumnya melalui beberapa tahapan proses,”Saya ingin menegaskan bukan rotan mentah yang diekspor akan tetapi rotan olahan dan sangat sering kami dengar istilah ekspor rotan mentah tapi sesungguhnya yang diekspor merupakan rotan olahan,”tandas Sabar Nagarimba.

Terkait hal itu, Sabar Nagarimba kembali menegaskan agar pemerintah memperhatikan terkait kondisi tata niaga rotan saat sekarang,”Mesti ada respons dari pemerintah karena hal ini sudah seringkali kami suarakan,”Kata Sabar Nagarimba mengingatkan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline