Abstrak
Latar belakang : Salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam pemeriksaan haemoglobin adalah motivasi. Peran serta keluarga dalam memberikan motivasi bisa meningkatkan energi positif bagi ibu hamil sehingga dapat meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan haemoglobin. Kepatuhan ibu hamil dalam pemeriksaan haemoglobin bisa menentukkan diagnosa secara dini.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan motivasi keluarga dengan kepatuhan kontrol pemeriksaan haemoglobin ibu hamil trimester III di posyandu tanggul kulon.
Metode : Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi, untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua variabel. Pendekatan menggunakan cross sectional dengan populasi 30 ibu hamil trimester III. Tehnik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Prosedur pengujian menggunakan pemeriksaan lengkap. Instrumen yang digunakan dalam data buku KIA untuk ibu hamil dan kuesioner untuk motivasi keluarga. Analisa yang digunakan adalah uji statistik spearman rank.
Hasil : Dari hasil penghitungan melalui uji spearman rank diperoleh nilai signifikan sebesar 0,003. Adapun penjelasan hasilnya yaitu nilai ρ 0,003 < α 0,05.
Kesimpulan : Ada hasil yang signifikan antara hubungan motivasi keluarga dengan kepatuhan kontrol pemeriksaan haemoglobin ibu hamil trimester III.
PENDAHULUAN
- Haemoglobin (sel darah merah) atau yang disebut juga dengan Hb adalah metaloprotein atau protein yang mengandung zat besi dalam sel darah merah yang mampu mengirimkan oksigen dari paru – paru ke seluruh tubuh. Kadar Hb pada wanita hamil sekitar 11 g/dL. Indikator prevalensi anemia adalah kadar hemoglobin darah (Hb). Volume plasma yang bertambah besar membuat konsentrasi hemoglobin menurun selama kehamilan. Akibatnya, viskositas secara keseluruhan menurun. Nilai Hb normal pada akhir kehamilan rata-rata 11 g / dL, dan sekitar 5% ibu hamil memiliki kadar Hb di bawah 11,0 g / dL. Nilai Hb di bawah 11,0 g / dL, terutama menjelang akhir kehamilan, harus dianggap abnormal dan indikasi kekurangan zat besi4.
- Menurut WHO, diperkirakan bahwa antara 35-75% dan 18% wanita hamil di negara maju menderita anemia. Temuan berdasarkan (Riskesdas) menunjukkan bahwa prevalensi anemia selama kehamilan tinggi, yaitu 37,1%, di Indonesia. Prevalensi anemia di Indonesia dari tahun 2013 hingga 2018 mengalami peningkatan. Prevalensi anemia kehamilan di Indonesia pada tahun 2013 adalah 37,1% dan meningkat menjadi 48,9% pada tahun 2018. Sementara itu, kejadian anemia di Jawa Timur pada tahun 2020 sebesar 19,6%6.
- Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Jember (2020), melaporkan bahwa pada tahun 2018 sebesar 39,57% ibu hamil di seluruh puskesmas di Jember mengalami anemia. Tahun selanjutnya sudah menurun 31,75 % ibu hamil yang terdiagnosa anemia. Meski angka tersebut menurun, namun di Kabupaten Jember masih tergolong penyumbang anemia pada kehamilan sehingga perlu diwaspadai untuk mencegah terjadinya komplikasi. Menurut data profil kesehatan ibu dari Januari hingga Desember 2023, pemeriksaan haemoglobin ibu hamil pada trimester I sebesar 69,75%, sedangkan ibu hamil pada trimester III sebesar 30,25%. Pada dasarnya pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan pada saat hamil harus dilakukan sesuai dengan peraturan pemerintah untuk mencegah terjadinya komplikasi dini. Dari data seluruh kecamatan di Kabupaten Jember yaitu Tanggul berada diperingkat 5 dengan ketidakpatuhan ibu hamil yang periksa haemoglobin di trimeser III. Meskipun Tanggul bukan tergolong kecamatan peringkat teratas mengenai pemeriksaan haaemoglobin tetapi di Kecamatan Tanggul masih banyak ibu hamil trimester III yang belum melakukan pemeriksaan haemoglobin5.
- Dari data sekunder yang di dapatkan melalui data pemantauan wilayah setempat di Puskesmas Tanggul bahwa kejadian anemia pada ibu hamil sebesar 30,54 % artinya ada 2-3 dari 10 ibu hamil menderita anemia. Cakupan data seluruh wilayah Tanggul dari Januari sampai Desember 2023 terdapat ibu hamil yang periksa laboratorium haemoglobin di trimester I sebanyak 609 ibu hamil dan periksa laboratorium di trimester III sebanyak 186 ibu hamil. Khususnya untuk Desa Tanggul Kulon data dari Januari sampai Desember ada 164 ibu hamil diantaranya K1 94 dan K4 70. Pada trimester I ada 94 ibu hamil menjalani pemeriksaan haemoglobin, dan pada trimester III ada 4 ibu hamil menjalani pemeriksaan haemoglobin. Dengan demikian ada 66 ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan haemoglobin selama trimester III. Kesimpulan yang dicapai adalah bahwa ada 94,28% ibu hamil trimester III yang tidak patuh dalam pemeriksaan haemoglobin18.
- Penyebab yang secara tidak langsung pada kepatuhan ibu hamil terkait kontrol pemeriksaan haemoglobin di trimester III adalah dipengaruhi oleh rendahnya perhatian yang diberikan keluarga terhadap ibu hamil. Motivasi keluarga sangat berperan penting dalam masa kehamilan seoarang wanita sehingga kepatuhan kontrol pada ibu hamil tetap terlaksana dengan baik. Hal itu juga sangat dibutuhkan oleh ibu hamil agar kebutuhan secara psikologisnya terpenuhi dan kepatuhan ibu hamil dalam menjaga kehamilan dapat terjaga dengan baik2.
- Menurut Kemenkes RI 2021, jika kepatuhan dalam kontrol pemeriksaan haemoglobin di trimester III ini tidak terlaksana dengan baik. Akibatnya kejadian anemia dalam kehamilan bisa terjadi kapanpun selama masa kehamilan. Anemia pada masa kehamilan merupakan kejadian yang sering terjadi akibat proses hemodilusi selama kehamilan. Anemia saat hamil dapat memberikan sejumlah efek negatif, antara lain pertumbuhan janin terhambat, berat lahir rendah bayi (BBLR), bayi prematur, bayi dengan kelainan bawaan, anemia pada bayi baru lahir, dan risiko perdarahan yang lebih tinggi saat melahirkan15.
- Keberhasilan dalam upaya menciptakan kesehatan ibu dan anak harus mendapatkan indikasi terlebih dahulu dari kejadian yang terjadi di masyarakat. Pengelolaan untuk menanggapi atau menanggulanginya bisa dilakukan dengan optimal oleh petugas kesehatan. Upaya solusi untuk melakukan pencegahan
anemia pada kehamilan salah satunya adalah mengelola kebutuhan psikologis ibu
hamil dengan peran serta dan motivasi keluarga yang bisa memberikan energi positif bagi ibu hamil sehingga dapat meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam masa kehamilan dan meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam melakukan kontrol ulang pemeriksaan haemoglobin di trimester III. - Mengingat presentasi yang disampaikan sehubungan dengan kepatuhan ibu hamil dalam mengontrol kadar haemoglobin, salah satu faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil adalah motivasi yang diberikan oleh keluarga. Guna mencegah timbulnya diagnosis anemia menjelang persalinan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi keluarga dengan kepatuhan kontrol pemeriksaan haemoglobin pada ibu hamil trimester III.
METODE
- Desain penelitian analitik korelasi, yang bertujuan untuk menemukan hubungan antara dua variabel, dengan jenis penelitian kuantitatif. Model pendekatan cross sectional digunakan untuk pendekatan subjek dalam penelitian ini, yang dilakukan pada bulan Januari hingga April 2024 di Posyandu Tanggul Kulon, wilayah kerja Puskesmas Tanggul. Populasi penelitian ini terdiri dari 30 ibu hamil di trimester III. Total Sampling adalah metode yang digunakan untuk memilih sampel dari seluruh populasi. Kriteria inklusi dalam pnelitian ini adalah ibu hamil trimester III yang bersedia mengikuti penelitian dan memeriksakan kehamilannya di Posyandu Tanggul Kulon di wilayah kerja Puskesmas Tanggul antara Januari dan April 2024. Instrumen variabel motivasi keluarga menggunakan kuesioner sedangkan pada kepatuhan kontrol pemeriksaan haemoglobin ibu hamil trimester III menggunakan data dari buku KIA tahun 2022. Pengolahan data variabel motivasi keluarga dibedakan yaitu : 1) Kuat 67 – 100 %, 2) Sedang 34 – 66 %, 3) Lemah 0 – 33 %, sedangkan untuk variabel kepatuhan ibu hamil trimester III yaitu 1) Patuh, 2) Tidak patuh. Analisa univariate pada penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan karakteristik variabel umur, pendidikan, pekerjaan, gravida, usia kehamilan pada ibu hamil trimester III yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi. Analisa bivariate menggunakan uji statistik spearman rank pada nilai siginfikan 0,05. Jika p < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak, jika p > 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima. Nilai pedoman interpretasi koefisien korelasi 0,00 – 0,199 untuk sangat rendah, 0,20 – 0,399 untuk rendah, 0,40 – 0,599 untuk sedang, 0,60 – 0,799 untuk kuat dan 0,80 – 1,000 untuk sangat kuat16.
HASIL
- Dari hasil penelitian ini terdapat dua data penunjang yaitu data umum dan data khusus. Data umum meliputi umur ibu hamil, pendidikan ibu hamil, pekerjaan ibu hamil, gravida ibu hamil dan usia kehamilan. Data khusus meliputi motivasi keluarga dengan kepatuhan kontrol haemoglobin ibu hamil trimester III.
- Data umum
- Umur
- Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur Ibu Hamil Trimester III Di Posyandu Tanggul Kulon
- Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 1 hasil dari data frekuensi umur ibu hamil trimester III menunjukkan bahwa sebagian besar umur 17 – 34 tahun ada 24 responden (80,0 %) dan sebagian kecil umur ≥ 35 tahun ada 6 responden (20,0 %).
- Pendidikan
- Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Hamil Trimester III Di Posyandu Tanggul Kulon
Sumber : Data Primer