Lihat ke Halaman Asli

Menelusuri Entitas Dan Identitas Manusia Indonesia: Dinamika Kebudayaan Di Lingkungan Sekolah

Diperbarui: 30 Desember 2023   14:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pancasila sebagai entitas bangsa Indonesia memiliki makna bahwa Pancasila adalah sesuatu gagasan yang berbeda dengan gagasan lain karena merupakan gagasan dan pemikiran yang dikemukakan oleh bangsa Indonesia yang tentunya sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia. Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia memiliki makna bahwa sila-sila yang terkandung di Pancasila merupakan ciri khas yang hanya dimiliki oleh bangsa Indonesia dan dalam penerapan di kehidupan sehari-hari, sila-sila tersebut saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. 

Pancasila sebagai entitas bangsa Indonesia memiliki makna bahwa Pancasila adalah sesuatu gagasan yang berbeda dengan gagasan lain karena merupakan gagasan dan pemikiran yang dikemukakan oleh bangsa Indonesia yang tentunya sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia. Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia memiliki makna bahwa sila-sila yang terkandung di Pancasila merupakan ciri khas yang hanya dimiliki oleh bangsa Indonesia dan dalam penerapan di kehidupan sehari-hari, sila-sila tersebut saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Meskipun zaman telah berkembang pesat yaitu memasuki abad ke-21, penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari harus terus dilakukan. Hal ini dilakukan agar bangsa Indonesia tetap berada pada kaidahnya dan tidak kehilangan jati dirinya di tengah perkembangan zaman yang begitu pesat ini. 

Salah satu contoh penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari yaitu penerapan Pancasila dalam sektor pendidikan yang saat ini diwujudkan dengan Profil Pelajar Pancasila. Namun, dalam menerapkan Profil Pelajar Pancasila pada pendidikan yang berpihak pada peserta didik dalam pendidikan abad ke-21 tidak lah mudah, terdapat berbagai tantangan diantaranya yaitu:

a) Keterlibatan peran orang tua dalam pendidikan kurang maksimal Dalam mencapai keberhasilan pendidikan, peran guru sebagai pendidik tidak lah cukup. Namun, harus ada peran serta orang tua dalam prosesnya. Kebanyakan orang tua saat ini kurang peduli terhadap pendidikan anaknya khususnya pada aspek afektif. Para orang tua hanya peduli pada aspek kognitif saya, sehingga terkadang sikap peserta didik saat ini kurang baik meskipun aspek kognitif baik. Hal ini berlaku untuk aksi nyata dalam penerapan Profil Pelajar Pancasila bahwa penerapan Profil Pelajar Pancasila tidak cukup hanya diterapkan di sekolah saja, namun perlunya bantuan orang tua dalam membiasakan perilaku Profil Pelajar Pancasila di rumah. 

b) Kurang tersedia jumlah guru yang memiliki motivasi, semangat dan pengetahuan dalam menerapkan karakter Profil Pelajar Pancasila. Fakta di lapangan, masih banyak guru-guru yang belum memiliki motivasi, semangat dan pengetahuan dalam penerapan karakter Profil Pelajar Pancasila. Guru-guru tersebut cenderung masih nyaman dan betah dengan perangkat pembelajaran kurikulum sebelumnya dan sebagian kecil menganggap kurikulum merdeka yang memuat Profil Pelajar Pancasilakurang praktis dan menambah beban kerja guru khususnya dalam merancang perangkat pembelajaran yang memuat penerapan karakter Pelajar Profil Pancasila. 

c) Adanya akses informasi yang sangat luas dan tidak terbatas Pada abad ke-21 yang telah berkembang pesat dalam hal teknologi dimana akses informasi sangat luas dan tidak terbatas dalam artian semua orang dari segala umur bisa mengakses informasi tersebut jika memiliki perangkat elektronik/gawai yang menyebabkan banyak anak muda saat ini kurang memiliki tata krama dan sopan santun dalam berperilaku. Oleh karena itu, ketika membiasakan peserta didik untuk bersikap sesuai dengan karakter Profil Pelajar Pancasila, hendaknya guru berkerja sama dengan orang tua dalam memberikan arahan dan batasan dalam mengakses informasi khususnya dari dunia digital. 

Berikut ini beberapa perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang berpihak pada peserta didik dalam pendidik abad ke-21, yaitu: 

  • Mengawali dan mengakhiri proses pembelajaran dengan berdo'a yang dipimpin oleh ketua kelas/perwakilan kelas lainnya. 
  • Pada awal masuk kelas setelah pembecaan doa seluruh masyarakat wajib bersama-sama menyanyikan Indonesia Raya 
  • Mengadakan kelas inspiratif yang diisi dengan kegiatan-kegiatan yang bisa menstimulus proses pembelajaran yang melibatkan keterampilan berpikir yang dikemas dalam bentuk video atau cerita inspiratif, 
  • Sharing seputar nasihat dan cerita motivasi yang bisa membangkitkan semangat para peserta didik 
  • Menanamkan kebiasaan positif seperti gotong royong, menjaga kebersihan, disiplin waktu saat masuk ke kelas, dan lain-lain. 
  • Pembelajaran yang dapat memicu kreativitas dan budaya kemandirian seperti dengan kegiatan membatik, study tour ke museum, tugas tentang studi kasus mengenai fenomena sosial dan lain-lain. 
  • Sekolah mengadakan pameran proyek P5 yang menggambarkan Profil Pelajar Pancasila. 
  • Dalam proses pembelajaran dilakukan secara berdiferensiasi, dengan tujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman. Hal ini juga untuk mencegah terjadinya bullying di lingkungan sekolah. 



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline