Lihat ke Halaman Asli

Lystiana Dewi Putri

Mahasiswa Sekolah Vokasi IPB

Indonesia Bersiap Migrasi ke Era Televisi Digital

Diperbarui: 16 Juli 2021   10:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Ilustrasi seorang pria sedang menonton TV. [Shutterstock]

Di zaman yang serba modern ini kehidupan manusia tidak lepas dari kemajuan teknologi yang telah mempengaruhi masyarakat dan lingkungan sekitarnya dalam segala bidang. Seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan teknologi komunikasi dan informasi juga turut berkembang pesat. Penggunaan teknologi yang tergolong tinggi oleh masyarakat menjadikan dunia teknologi semakin lama semakin canggih sehingga semakin mempermudah segala aspek kehidupan manusia.     

Media komunikasi dan informasi di era serba digital ini sangatlah mudah didapat dan diakses oleh kita dikarenakan adanya kemajuan teknologi yang sangat mendukung. Salah satu contohnya adalah televisi. Televisi masih menjadi media utama pilihan masyarakat untuk mendapatkan segala informasi terkini terutama di dalam negeri. Oleh karena itu, untuk menjaga konten penyiaran televisi  tetap berkualitas dan kredibel maka diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran yang mengatur tentang prinsip-prinsip penyelenggaraan penyiaran yang berlaku di Indonesia.                       

Sesuai dengan kebijakan Pasal 72 angka 8 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (sisipan Pasal 60A UU Nomor 32 Tahun 2002) yang berbunyi penyelenggaraan penyiaran dilaksanakan dengan mengikuti perkembangan teknologi, termasuk migrasi penyiaran dari teknologi analog ke teknologi digital. Serta adanya faktor efisiensi penggunaan frekuensi yang merupakan SDA terbatas. Hal tersebut merupakan dasar hukum dan alasan bagi pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk menyetop siaran televisi  analog dan beralih ke siaran televisi digital.                                                             

Akan tetapi masih banyak masyarakat kita yang belum tahu mengenai digitalisasi penyiaran ini.  Lalu apa itu Televisi Digital? Menurut Wikipedia, Televisi digital atau DTV adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal gambar, suara, dan data ke pesawat televisi. Televisi digital merupakan alat yang digunakan untuk menangkap siaran TV digital, perkembangan dari sistem siaran analog ke digital yang mengubah informasi menjadi sinyal digital berbentuk bit data seperti komputer.                                                    

Tercantum dalam Pasal 72 angka 8 UU Nomor 11 Tahun 2020 disebutkan batas akhir penghentian siaran TV analog atau Analog Switch Off (ASO) adalah paling lambat 2 tahun setelah diundangkan yaitu pada 2 November 2022. Pemerintah akan memulai migrasi tahap awal siaran TV analog ke TV digital pada 17 Agustus 2021 mendatang sesuai Peraturan Menteri Nomor 6 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Siaran.          Rencananya, pemerintah akan mendistribusikan perangkat Set Top Box (STB) tahap pertama yang dijadwalkan berlangsung paling lambat tanggal 17 Agustus ke wilayah yang akan mulai bermigrasi  ke siaran televisi digital atau Analog Switch Off (ASO).                                                                                                              

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2020, Indonesia membutuhkan sekitar 6,8 juta unit STB untuk 27,7 juta masyarakat miskin dengan asumsi satu keluarga terdiri dari orang tua dan dua anak. Perangkat  STB diperlukan jika tidak memiliki televisi yang bisa menangkap sinyal frekuensi digital, tujuannya agar perangkat televisi model lama akan tetap bisa menangkap sinyal digital.                                     

Pemerintah akan memberikan subsidi berupa STB kepada masyarakat miskin serta Kominfo juga menyatakan akan mendorong Lembaga Penyelenggara TV Swasta  untuk membagikan STB gratis kepada masyarakat  miskin. Diperkirakan distribusi STB  mulai sekitar bulan Juli di wilayah siaran ASO tahap pertama.         

Beberapa kelebihan TV Digital daripada TV analog adalah kualitas gambar lebih jernih dan stabil, tahan terhadap gangguan (interferensi, suara dan/atau gambar rusak, berbayang, dsb), sinyal lebih baik, tidak berbintik atau kabur pada sinyal lemah, siaran dengan resolusi HDTV lebih efisien, kemampuan penyiaran multichannel dan multiprogram dengan pemakaian kanal frekuensi yang lebih efisien, tidak perlu berlangganan, penerimaannya lewat antara UHF seperti TV analog serta dapat mentransmisi audio, video, dan data sekaligus.                                                                      

Dengan begitu, masyarakat akan mendapatkan kualitas gambar dengan resolusi tinggi dan suara yang lebih jernih, nyaman ditonton berjam-jam karena tidak banyak mengalami noise, sinyal stabil, pilihan saluran televisi yang bisa dipilih lebih beragam dan dapat dinikmati secara gratis, sebab proses digitalisasi penyiaran ini dilakukan pada penyiaran tetap yang tidak berbayar atau Free To Air (FTA).                                               

Adapun untuk menonton siaran TV Digital sangatlah mudah. Terdapat dua cara yaitu pertama, untuk pengguna TV analog, maka dapat memasang STB DVB-T2 (Digital Video Broadcasting Terrestrial generasi kedua) pada TV yang hanya bisa menangkap siaran analog dan juga menggunakan antena rumah biasa/UHF. Kedua, untuk pengguna yang sudah menggunakan TV yang dilengkapi penerima siaran digital DVB-T2 maka tak perlu menggunakan STB namun hanya cukup menggunakan antena rumah biasa/UHF.           

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline