Lihat ke Halaman Asli

Lysha Anindya

Public Relations Undergraduate Student

"Jalan yang Jauh, Jangan Lupa Pulang", Keluh Kesal Anak Tengah

Diperbarui: 29 Juli 2023   03:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: IMDb

'Jalan Yang Jauh, Jangan Lupa Pulang' merupakan film sekuel 'Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini' karya Angga Dwimas Sasongko. Berawal dari 'Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini' yang bertemakan keluarga ini menceritakan 3 saudara yang memiliki karakter berbeda-beda. 

Cerita ini berhasil menarik perhatian serta simpati para penonton tentang bagaimana dunia bekerja dalam sudut pandang Aurora, anak tengah yang memang kurang mendapatkan afeksi dari keluarganya. 

Pada sekuel ini, Aurora memilih jalannya sendiri untuk menempuh hidup baru di negara London sembari menyelesaikan studinya dengan bantuan dari biaya pensiun Ayahnya. 

Dirinya yang selalu merasa kurang diperhatikan dan kurang mendapatkan perhatian dari keluarganya menimbulkan bekas luka yang permanen di dirinya sehingga Ia sempat hilang arah. 

Di situasinya seperti itu, dia bertemu dengan Jem, alumni dari kampusnya yang juga merasakan hal yang sama seperti Aurora, merasa kurang diperhatikan dan kurang mendapatkan perhatian dari keluarganya. Dengan memiliki bekas luka dan passion yang sama, mereka tumbuh menjadi pasangan yang saling mencintai.

Tetapi, hubungan tersebut tidak berakhir indah, mereka tumbuh menjadi pasangan toxic dimana Aurora terus menerus mengorbankan kehidupannya demi Jem. Hal itu menjadi titik terburuk Aurora dimana Ia tidak bisa menyelesaikan studinya tepat waktu, jauh dari keluarganya, hingga tidak memiliki tempat tinggal. 

Dua bulan tanpa kabar, membuat kedua saudaranya bertekad menghampirinya di London. Disanalah, semua uneg-uneg yang Aurora miliki Ia keluarkan kepada kedua saudaranya.

Alur Non Linear menggunakan sudut pandang orang ketiga

Penceritaan kehidupan Aurora dalam sekuelnya ini pun menggunakan konsep non-linear, dimana alurnya tidak berurutan, saat penyebab dari suatu konflik bisa baru terungkap setelah momen permasalahan itu muncul. 

Di film ini, penonton tidak dibuat untuk langsung berpihak dan menaruh simpati kepada Aurora, melainkan penonton dibuat untuk mendengar ceritanya dari sudut pandang orang ketiga. 

Hal ini juga cocok dengan karakter Aurora yang sulit untuk mengekspresikan perasaannya kepada orang lain sehingga sudut pandang dari orang ketiga yang dekat dengannya sehari-hari diperlukan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline