Lihat ke Halaman Asli

Anakmu Bukanlah Anakmu

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Begitu maraknya belakangan ini berita mengenai penganiayaan pada anak, mulai dari pemukulan, pemasungan, pembuangan bahkan penodaan oleh orangtua mereka sendiri yang notabene  adalah orang-orang yang seharusnya memberikan kasih sayang dan perlindungannya. Saya ingin mengetuk pintu hati para parents yang baik secara sadar maupun tidak sadar melakukan kekerasan pada anak, baik melalui umpatan kata-kata maupun pemukulan fisik yang menimbulkan rasa sakit hati atau dendam pada diri anak. Mungkin bagi kita adalah hal yang wajar memarahi atau memukul mereka, tapi ingat mereka adalah makhuk yang memiliki hati dan perasaan. Jadi, jangan mengharap banyak pada anak untuk mau rela dan ikhlas mendoakan kita "Ya Allah sayangilah orangtuaku sebagaimana mereka menyayangiku diwaktu kecil.", karena sesungguhnya mereka jarang atau tidak pernah merasakan kasih sayang dari kita, orangtuanya.

Dapat menjadi bahan renungan bersama , bahwa Allah tidak sembarang menitip ciptaannya pada rahim seorang ibu. Oleh karenanya , ketika Allah menitipkan itu pada rahim kita, sehingga melahirkan anak-anak yang lucu dan sehat, maka secara tidak langsung Allah menganggap kita mampu mendidik dan membesarkan mereka dengan penuh cinta dan kasih sayang. Tegakah kita, sebagai hamba yang telah dititip amanah tersebut masih menyalahgunakannya? Lihat disekeliling kita, betapa banyaknya para parents yang mengharapkan momongan, namun Allah belum atau tidak mengabulkannya.  ]

Mulai saat ini, ketika ingin marah kepada anak, segera menyadari bahwa mereka adalah manivestasi dari maha rahman dan rahim Allah yang dititipkan kepada kita. Salah satu yang dapat menyelamatkan  dari siksa neraka kelak adalah doa dari anak-anak yang rela dan ikhlas mendoakan kita. Wallahu alam...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline