Lihat ke Halaman Asli

Lya Munawaroh

Freelancer

Begini Risiko dan Persiapan Solo Hiking, Pahami dan Terapkan Biar Aman!

Diperbarui: 20 Desember 2023   19:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi solo hiking/pexels.com/DreamLens Production

Ada beberapa alasan seseorang memilih mendaki gunung seorang diri atau solo hiking. Alasan tersebut di antaranya karena solo hiking bersifat fleksibel, seseorang bisa bebas menyusun rencana perjalanan, mengatur ritme dan kecepatan saat trekking, ataupun mengubah rencana pendakian sewaktu-waktu.

Meskipun begitu solo hiking juga memiliki beberapa risiko yang menyertainya, sehingga tidak bisa dilakukan secara asal-asalan. Pada dasarnya kegiatan hiking sendiri merupakan aktivitas yang berisiko, apalagi ketika dilakukan seorang diri, perlu adanya persiapan yang matang untuk meminimalkan risiko tersebut.

Berikut adalah risiko solo hiking yang harus kamu pahami sebelum memutuskan untuk solo hiking.

  • Ancaman bahaya lebih besar

    Ilustrasi ancaman hewan buas/pexels.com/Anirudh Vidyabhushan

Jika tidak hati-hati, risiko bahaya yang dihadapi saat hiking bisa saja mengancam keselamatan nyawa.  Seperti terkena badai, bertemu dengan hewan buas, mengalami hipotermia, hingga tersesat di hutan.

Ketika memutuskan solo hiking, risiko bahaya tersebut lebih besar karena kamu harus menghadapinya seorang diri. Jadi pertimbangkan ulang keputusanmu untuk solo hiking. Lebih baik perbanyak pengalaman dan perluas wawasan terkait cara menangani bahaya tersebut sebelum berangkat solo hiking.

  • Segala persiapan dilakukan seorang diri

Tatkala memutuskan solo hiking artinya segala persiapan sebelum pendakian harus kamu siapkan sendiri. Dari mencari informasi lokasi tujuan, menyiapkan peralatan, membeli keperluan logistik, hingga mengemas barang bawaan.

  • Biaya pengeluaran lebih besar

    Ilustrasi pelenguaran lebih besar/pexels.com/Karolina Grabowska

Pada dasarnya biaya untuk keperluan individu seperti biaya simaksi dan tiket transportasi umum tidak berubah meski kamu memilih solo hiking. Namun, biaya pengeluaran jadi lebih besar ketika kamu diharuskan menyewa kendaraan untuk menuju lokasi pendakian.

Saat solo hiking, kamu tidak punya teman untuk berbagi biaya sehingga semuanya harus kamu tanggung sendiri.

  • Harus mandiri tanpa bantuan orang lain

    Ilustrasi mandiri saat solo hiking/pexels.com/Baihaki Hine

Selain persiapan yang harus dilakukan seorang diri, saat melakukan pendakian kamu juga harus menjalaninya seorang diri. Itu artinya kamu dituntut mandiri dalam mengurus segala sesuatunya. Mulai dari mendirikan tenda, memasak, hingga membuat api unggun.

Jika mengalami kesulitan kamu juga sulit mendapat bantuan orang lain. Kamu mungkin harus menunggu rombongan pendaki lain yang lewat untuk bisa dimintai bantuan. Oleh karena itu, sebagai antisipasi, kamu bisa membawa HT yang terhubung dengan pihak basecamp untuk jaga-jaga saat dalam kondisi darurat.

  • Merasa kesepian dan bosan

    Ilustrasi bosan dan kesepian/pexels.com/Darren Tiumalu

Kamu yang suka menyendiri mungkin tidak akan bermasalah menghabiskan waktu di gunung seorang diri. Namun terkadang rasa bosan dan kesepian itu sesekali bisa muncul saat solo hiking. Belum lagi kalau selama di jalur pendakian dan tempat camp, tidak ada pendaki lain yang kamu temui. Kamu jadi merasa benar-benar sendirian.

Dari kelima risiko solo hiking di atas, kamu tidak perlu khawatir untuk menghadapinya. Simak beberapa persiapan solo hiking berikut agar kamu bisa mengatasi risiko dan makin siap untuk solo hiking.

  • Lakukan survei yang mendalam

    Ilustrasi mencari informasi di internet/pexels.com/Martheus Bertelli

Sebelum memutuskan solo hiking pastikan kamu membekali diri dengan informasi yang lengkap. Cari tahu informasi sebanyak-banyaknya mengenai jalur pendakian, mulai dari transportasi menuju basecamp, fasilitas umum yang tersedia, karakteristik dan kondisi jalur terkini, ketersediaan sumber air, perkiraan cuaca, hingga pantangan atau larangan ketika mendaki.

Sebaiknya kamu memilih jalur pendakian yang pernah kamu kunjungi sebelumnya atau jalur yang ramai dilewati banyak pendaki.

  • Persiapkan fisik yang prima dan ketahui batas kemampuan diri

    Ilustrasi latihan fisik/pexels.com/Tirachard Kumtanom

Hiking merupakan ativitas yang menguras tenaga. Oleh sebab itu, kondisi fisik yang prima sangat dibutuhkan ketika solo hiking. Kamu bisa melakukan latihan rutin seperti jogging untuk meningkatkan daya tahan dan kekuatan fisik kamu.

Selain itu, mulailah mengerti batas kemampuan diri sendiri seperti riwayat penyakit ataupun riwayat alergi yang kamu punya. Mengenal kemampuan diri sendiri juga berguna agar kamu bisa menyusun menu latihan yang harus dijalani untuk meningkatkan kemampuan kamu.

  • Bekali diri dengan ilmu survival

    Ilustrasi ilmu survival membuat api/pexels.com/Baihaki Hine

Risiko bahaya dari faktor alam kala solo hiking tidak dapat diprediksi kapan datangnya. Oleh karena itu, pastikan kamu memiliki pengetahuan tentang survival di alam dengan baik.

Perbanyak pula pengalaman mendaki supaya kemampuan fisik dan wawasan survival semakin terasah.

  • Siapkan logistik dan peralatan yang memadai

    Ilustrasi peralatan mendaki/iStok/Likin

Yang paling penting saat solo hiking adalah peralatan yang kamu bawa harus lengkap dan safety. Cek kembali peralatan dan pastikan bisa berfungsi dengan baik agar nantinya tidak menjadi penyesalan saat sudah mendaki.

Kebutuhan logistik juga harus dipersiapkan dengan baik dan sesuaikan dengan lama pendakianmu. Bawalah logistik secukupnya, jangan berlebihan karena akan menambah beban, namun jangan pula sampai kekurangan karena kamu tidak bersama teman yang bisa berbagi makanan.

  • Bawa perlengkapan dan hiburan pribadi

    Ilustrasi perlengkapan hiburan pribadi/pexels.com/Uriel Mont

Selain peralatan pendakian, kamu juga harus mempersiapkan perlengkapan pribadi sesuai dengan kebutuhan kamu seperti P3K dan obat-obatan pribadi.

Untuk mengatasi kebosanan dan rasa kesepian yang kadang muncul, kamu bisa membawa peralatan hiburan pribadimu seperti earphone atau music box untuk mendengarkan musik, alat gambar, buku komik ataupun novel.

  • Kabari keluarga atau teman terdekat

Karena solo hiking memiliki banyak risiko yang bisa mengancam keselamatan nyawa, sebaiknya kabari keluarga atau teman terdekat tentang keputusanmu melakukan solo hiking.

Agar tidak menimbulkan kekhawatiran, beritahu mereka mengenai kemana kamu akan solo hiking, berapa lama pendakian, serta kapan kamu akan kembali ke rumah.

Itu tadi beberapa risiko yang bisa kamu pertimbangkan jika ingin melakukan solo hiking. Serta persiapan apa saja untuk meminimalkan risiko tersebut. Jika kamu pemula dalam mendaki, sebaiknya urungkan dulu niat solo hiking. Alangkah lebih baiknya, perbanyak pengalaman mendaki dan pelajari ilmu bertahan hidup lebih dulu agar pendakianmu nyaman dan aman.

Selalu utamakan keselamatan selama pendakian, jangan sampai memaksakan diri sehingga kegiatan menikmati alam malah akan menjadi petaka untuk diri sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline