Seringkali di hari-hari pertama menjalankan ibadah puasa, saya merasakan pening. Kemudian di antaranya kadang-kadang merasa pusing dan diujung Ramadan, puyeng bisa saja menyapa dengan manisnya. Semuanya merupakan kata berbeda, namun jika menilik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) semuanya bermakna sama, yaitu sakit kepala. Tapi, bagi saya mereka memiliki tempatnya masing-masing.
Antara Puyeng, Pening, dan Pusing
Coba kamu ingat-ingat, pernah gak menggunakan kata-kata tersebut dengan kondisi yang berbeda? Atau malahan kamu hanya mengenal kata sakit kepala? Biar gak bingung, saya bedakan dulu deh perbedaan antara puyeng, pening dan pusing subjektif menurut saya.
Jika saya berkata, "Pening" artinya sakit kepala yang menyerang bagian atas atau ubun-ubun. Terkadang mata terasa seperti mau keluar (ngeri banget ya? Pokoknya gitu deh). Jika sudah terasa sangat menganggu, seringkali ikut menyebabkan rasa mual hingga terjadi muntah. Namun dalam sejarahnya, saya tidak pernah sampai dititik muntah ketika pening menyerang di awal menjalani puasa.
Berbeda dengan pusing, kata ini saya gunakan saat kepala terasa sakit di seluruh bagian hingga leher terasa berat. Jika kamu mau tahu bagaimana rasa pusing ini, kamu bisa bayangkan bagaimana sebuah batu besar menimpa seluruh kepala hingga leher.
Nah, kalo puyeng biasanya sakit yang dirasakan lebih dominan di bagian kiri atau kanan, bisa juga keduanya.
Mulai berasa sakit kepala? Eitss... tunggu dulu, yok! Cari tahu dulu penyebab antara pening, pusing dan puyeng.
Pening biasanya terjadi jika perut mulai kriuk-kriuk karena lapar. Kelelahan juga kerap kali membuat kepala pening. Rutinitas yang berbeda dari biasanya juga dapat mengejutkan tubuh. Jadi wajar saja kalau di hari-hari pertama bisa merasa sedikit pening. Sedikit karena hanya melewatkan jam makan siang tidak seperti hari-hari biasanya. Kurangnya asupan makan, bisa membuat kadar gula dan tekanan darah menjadi turun. But it's okay! Gak boleh keburu panik duluan.
Pusing kerap kali terjadi akibat kepala kena hujan panas mendadak, atau bisa juga karena terlalu lama terpapar sinar matahari saat sedang terik-teriknya. Biasanya sih saat pertengahan bulan puasa, emak-emak kebanyakan panas-panasan ke Pasar buat belanja bahan-bahan kue untuk lebaran termasuk ngebeliin baju baru buat anak-anaknya, bener gak?
Lain pening dan pusing, puyeng penyebabnya lebih abstrak. Seseorang yang memiliki masalah akan sering merasakan puyeng. Misalnya buntu aka gak punya duit, puyeng gak ada rasa malu buat singgah di kepala kita. Diujung bulan puasa biasanya pengeluaran semakin banyak untuk merayakan Idul Fitri. Apalagi sekarang, efek pendemi covid19 membuat puyeng bisa menyerang banyak orang tanpa mengenal usia, hikkss...