Lihat ke Halaman Asli

Herlya Inda

Momhomeschooler

Jiwa yang Kuat dalam Doa Ramadan

Diperbarui: 28 April 2020   17:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi doa seorang anak (sumber pixabay)

"Ramadan tiba... Ramadan Tiba... Marhaban ya Ramadan...Marhaban ya Ramadan..., Ramadan Tiba semua bahagia, tua dan muda bersuka cita, bulan ampunan bulan yang berkah, bulan terbebas api neraka..., Dalam bersahur ada pahala, Dalam berbuka alangkah indah, Menahan diri menahan lidah, Menjaga hati menjaga mata...Banyakkan amal hari-harinya, Pahala datang berlipat ganda"

Beberapa penggal lirik lagu Marhaban Tiba yang dinyanyikan oleh Opick biasanya sudah sering terdengar jauh hari sebelum benar-benar memasuki bulan ramadan.  Tidak terkecuali di rumah kami.  Duo bocah, begitu saya sering menyebut kedua anak saya, selalu menyanyikan lagu tersebut.  Bahkan anak pertama sudah menghitung hari-hari masuknya bulan puasa dari satu bulan sebelumnya. 

Benar adanya dari lirik tersebut bahwa Bulan Ramadan selalu dinanti.  Tua dan muda tidak ada batasan usia.  Bulan Ramadan selalu memberikan kebahagiaan dan keberkahan.  Namun apakah saat wabah korona seperti terjadi saat ini dapat memberikan kesan yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya?

Ramadan Mengajarkan Sabar dan Taqwa

Firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 183 yang artinya:

"Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu semua bertaqwa."

Betapa dalamnya makna bertaqwa tersebut.  Dalam Islam, Taqwa berarti kepercayaan akan adanya Allah SWT, membenarkannya dan takut akan Allah SWT.  Berpuasa di bulan Ramadan mengajarkan kesabaran dalam menahan lapar, haus dan hawa nafsu. 

"Umi..., Bulan puasa nanti kita sholat tarawih jalan sama-sama ke Masjid.  Nanti ketemu dengan teman-teman.  Terus kita sekali-sekali beli makanan di tempat jualan makanan, Oia pas puasa, nanti Abang tidur di Masjid sama Babah seperti waktu itu.  Inget gak Umi? Bulan puasa menyenangkan, seru! Abang sudah gak sabar lagi" Begitulah kalimat yang diucapkan tepat beberapa hari mendekati masuknya bulan Ramadan. 

Dan ketika saya hanya mengatakan, "Gak bisa Abang..., korona belum hilang.  Meskipun itu semua biasa kita kerjakan saat puasa sebelumnya.  Saat ini sepertinya belum bisa.  Tapi... ibadah bulan puasa tetap kita lakukan meskipun di rumah saja"

"Yaahhh.... Kalau begitu sholat eid gimana? Jangan-jangan lebaran nanti gak bisa keliling-keliling.  Padahal Bunda dan Babe pas lagi ada di sini.  Korona kapan ya hilangnya?  Semua rencana kita berubah..."  Ungkapan jujur keresahan seorang anak kepada Ibunya, yang berharap ketika bulan puasa tiba, berakhir pula masanya menghabiskan waktu dirumah saja, tanpa kegiatan bertemu teman-teman, melakukan aktivitas kesukaannya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline